Situbondo (ANTARA News) - Badan SAR Nasional, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Situbondo dan kepolisian, Senin siang mengerahkan dua kapal untuk mencari Perahu Arjuna dengan 13 nelayan yang hilang di perairan Selat Madura.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Zainul Arifin, kepada Antara menjelaskan bahwa tim gabungan yang melibatkan personel Polisi Air itu berangkat sekitar pukul 11:30 untuk menyisir kapal yang mesinnya mati di tengah laut itu.
"Satu kapal milik BPBD Situbondo dan satu kapal milik Basarnas. Sampai sekarang belum ada laporan mengenai perkembangan pencarian kapal tersebut," katanya.
Ia menjelaskan bahwa kapal nelayan asal Kalbut, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo, itu berangkat melaut sejak Minggu (4/1) pagi.
Pada Minggu pukul 11.00 WIB kapal mereka sempat merapat di Pelabuhan Jangkar, Situbondo, untuk menurunkan ikan hasil tangkapan. Kemudian mereka kembali melaut di perairan sebelah utara Kabupaten Situbondo tersebut.
"Pada Minggu pukul 17.00 WIB, salah satu nelayan di perahu itu sempat menghubungi keluarganya lewat telepon yang menceritakan bahwa kapal mereka mengalami masalah dengan mesin. Hanya kabar itu yang diterima keluarganya di darat," kiatanya.
Zainul menjelaskan beberapa waktu kemudian, keluarganya di Kalbut berusaha menghubungi kembali lewat telepon seluler, namun tidak tersambung.
Karena merasa khawatir, sejumlah nelayan dari Kalbut berusaha menyusul dan mencari Perahu Arjuna pada Minggu malam. Namun satu kapal kembali karena bahan bakarnya tidak mencukupi, sementara pencarian oleh kapal satunya belum membuahkan hasil.
"Akhirnya keluarganya melapor ke kami pada Senin pagi. Kami kemudian berkoordinasi dengan instansi lain, termasuk Basarnas dan kepolisian untuk melakukan pencarian. Mudah-mudahan segera ada titik terang," katanya.
Dua kapal SAR cari 13 nelayan Situbondo
5 Januari 2015 13:00 WIB
Ilustrasi--Tim SAR melakukan penyisiran mencari nelayan hilang. (FOTO ANTARA/Iggoy el Fitra)
Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: