Surabaya (ANTARA News) - Sebanyak tujuh personel dari tim identifikasi korban bencana (Disaster Victim Identification/DVI) Singapura membantu proses pengungkapan jati diri korban AirAsia QZ8501 di Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian daerah Jawa Timur di Surabaya.

"Meski membantu, tapi tetap dibawa kendali Tim DVI Indonesia," ujar Ketua Komite DVI Nasional Brigadir Jenderal Polisi Arthur Tampi kepada wartawan di Surabaya, Minggu.

Ketujuh personel DVI dari Negeri Singa ersebut menambah kekuatan 160 personel Tim DVI dari Indonesia saat ini.

Ia menjelaskan, ketujuh personel itu terdiri atas lima ahli khusus sidik jari dan masing-masing satu personel ahli gigi serta ahli patologi forensik.

Dengan bergabungnya Tim DVI asal negara lain, ia mengemukakan, diharapkan proses identifikasi terhadap 24 jenazah yang belum dikenali identitasnya mampu berjalan baik dan segera diketahui hasilnya.

"Dengan jumlah tambahan ini diharapkan proses identifikasi cepat selesai, dan jenazah bisa segera diserahkan ke pihak keluarga,"katanya.

Ia mengungkapkan, proses identifikasi hari ini masih dilakukan terhadap 10 jenazah di RS Bhayangkara, namun hasilnya belum bisa dipastikan karena membutuhkan tambahan data lainnya.

"Hari ini pemeriksaan terhadap jenazah yang didatangkan kemarin, termasuk dua jenazah sebelumnya yang hasilnya negatif," katanya.

Perwira tinggi berbintang satu tersebut mengakui, kondisi jenazah yang diterima tidak dapat dikenali secara visual, namun Tim DVI akan terus berupaya secara maksimal untuk mengungkapnya dengan berbagai metode yang dimiliki.