Lemari pendingin untuk menampung jenazah disiagakan di Pangkalan Bun
4 Januari 2015 09:26 WIB
Evakuasi Korban Airasia. Sejumlah anggota TNI, Polri, dan PMI mengangkat peti jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 untuk dimasukkan dalam mobil ambulance, sesasaat setelah tiba di Base Ops Lanudal Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (3/1). (ANTARA FOTO/Suryanto)
Pangkalan Bun, Kalteng (ANTARA News) - Lemari pendingin (cold storage) untuk menampung korban pesawat AirAsia QZ 8501 sudah disiapkan di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun mengantisipasi evakuasi jenazah dalam jumlah besar.
"Ini bisa menampung 60 sampai 70 jenazah yang sudah dimasukkan dalam peti. Jadi nanti disusun karena tempatnya kan tinggi juga," kata Bupati Kotawaringin Barat, H Ujang Iskandar saat memeriksa lemari pendingin tersebut, Minggu.
Lemari pendingin tersebut merupakan pinjaman dari salah satu perusahaan swasta di Pangkalan Bun. Alat ini didatangkan dari Surabaya dan seharusnya tiba pada Sabtu siang, namun ternyata baru tiba pada Minggu (4/1) sekitar 04.30 WIB karena terhambat gelombang tinggi di laut.
Minggu pagi, alat yang ditempatkan di bagian belakang rumah sakit ini langsung dioperasikan. Lokasi penempatannya dekat dengan kamar jenazah untuk memudahkan evakuasi ke ruang DVI dan kamar jenazah.
"Dengan suhu di dalam ruangan yang mencapai minus 20 derajat celsius, diharapkan jenazah bisa lebih tahan dan menghambat pembusukannya. Kalau ini masih kurang, pihak perusahaan siap mendatangkan lagi lemari pendingin tambahan seperti ini. Jadi saya rasa tidak ada masalah lagi," kata Ujang.
Ujang menegaskan, pemerintah daerah dan segenap elemen masyarakat Kotawaringin Barat berusaha semaksimal mungkin membantu penanggulangan musibah jatuhnya pesawat AirAsia berpenumpang 155 orang ditambah tujuh kru tersebut yang hilang kontak pada Minggu (28/12/2014) saat delapan menit lepas landas dari Surabaya menuju Singapura.
Hingga Minggu pagi, sudah ada 30 jenazah yang sudah dievakuasi dan dikirim ke Surabaya. Tim gabungan berharap seluruh jenazah dan bangkai pesawat bisa segera ditemukan.
"Ini bisa menampung 60 sampai 70 jenazah yang sudah dimasukkan dalam peti. Jadi nanti disusun karena tempatnya kan tinggi juga," kata Bupati Kotawaringin Barat, H Ujang Iskandar saat memeriksa lemari pendingin tersebut, Minggu.
Lemari pendingin tersebut merupakan pinjaman dari salah satu perusahaan swasta di Pangkalan Bun. Alat ini didatangkan dari Surabaya dan seharusnya tiba pada Sabtu siang, namun ternyata baru tiba pada Minggu (4/1) sekitar 04.30 WIB karena terhambat gelombang tinggi di laut.
Minggu pagi, alat yang ditempatkan di bagian belakang rumah sakit ini langsung dioperasikan. Lokasi penempatannya dekat dengan kamar jenazah untuk memudahkan evakuasi ke ruang DVI dan kamar jenazah.
"Dengan suhu di dalam ruangan yang mencapai minus 20 derajat celsius, diharapkan jenazah bisa lebih tahan dan menghambat pembusukannya. Kalau ini masih kurang, pihak perusahaan siap mendatangkan lagi lemari pendingin tambahan seperti ini. Jadi saya rasa tidak ada masalah lagi," kata Ujang.
Ujang menegaskan, pemerintah daerah dan segenap elemen masyarakat Kotawaringin Barat berusaha semaksimal mungkin membantu penanggulangan musibah jatuhnya pesawat AirAsia berpenumpang 155 orang ditambah tujuh kru tersebut yang hilang kontak pada Minggu (28/12/2014) saat delapan menit lepas landas dari Surabaya menuju Singapura.
Hingga Minggu pagi, sudah ada 30 jenazah yang sudah dievakuasi dan dikirim ke Surabaya. Tim gabungan berharap seluruh jenazah dan bangkai pesawat bisa segera ditemukan.
Pewarta: Norjani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015
Tags: