BPBD: 100 rumah rusak akibat banjir Jember
2 Januari 2015 21:02 WIB
Sejumlah kendaraan melintasi banjir di Desa Jatimulyo, Jenggawah, Jember, Jawa Timur, Senin (29/12). Sebanyak sembilan desa di tujuh kecamatan dan 1.500 hektare lahan pertanian di Jember terendam banjir akibat meluapnya dua daerah aliran sungai dalam dua hari terakhir (ANTARA FOTO/Seno) ()
Jember (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jember, Jawa Timur, mencatat sebanyak 100 rumah yang rusak akibat banjir yang terjadi pada akhir Desember 2014.
"Laporan yang kami terima menyebutkan sekitar 100 rumah rusak sedang dan berat, serta satu rumah di Kecamatan Silo rata dengan tanah akibat longsor," kata Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jember Pairi, Jumat.
Laporan yang diterima BPBD Jember mencatat dua tangkis jebol, yakni tangkis Sungai Guci putih di Dusun Kotta Blater, Desa Curahnongko sepanjang 20 meter dan tangkis sungai di Afdelling Pondoksuto Kebun Kalisanen sepanjang 10 meter.
"Sebagian besar rumah mereka yang rusak berdekatan dengan tangkis sungai yang jebol," tuturnya.
Berdasarkan data itu, lanjut dia, tim BPBD Jember tidak langsung memberikan bantuan kepada korban yang rumahnya rusak, tetapi pihaknya melakukan survei dan peninjauan tentang katagori kerusakan tersebut.
"Kami melakukan kroscek di lapangan untuk melihat seberapa parah kerusakan rumah akibat banjir sekaligus untuk menentukan klasifikasi kerusakan yang dialami oleh rumah korban banjir itu," paparnya.
Ia mengatakan bahwa rumah yang mengalami kerusakan berat akan mendapat bantuan bahan bangunan berupa 1.000 batu bata, 1.500 genteng, dan 20 sak semen.
"Untuk kerusakan tangkis di sejumlah tanggul akan dikoordinasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan agar tidak terjadi tumpang-tindih dalam perbaikannya," katanya.
Banjir melanda tujuh kecamatan di Jember pada tanggal 27--29 Desember 2014. Rumah warga yang terendam banjir di Kecamatan Semboro sebanyak 487 KK, Kecamatan Tempurejo sebanyak 1.520 KK, Kecamatan Wuluhan sebanyak 230 KK, Kecamatan Ambulu sebanyak 40 KK, Kecamatan Sumberbaru sebanyak 1.230 KK, dan Kecamatan Jenggawah sebanyak 40 KK.
Bupati Jember M.Z.A. Djalal kemudian meningkatkan status Siaga Darurat Bencana menjadi Tanggap Darurat Bencana per 29 Desember 2014 karena bencana banjir sudah "mengepung" kabupaten penghasil tembakau itu.
"Laporan yang kami terima menyebutkan sekitar 100 rumah rusak sedang dan berat, serta satu rumah di Kecamatan Silo rata dengan tanah akibat longsor," kata Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jember Pairi, Jumat.
Laporan yang diterima BPBD Jember mencatat dua tangkis jebol, yakni tangkis Sungai Guci putih di Dusun Kotta Blater, Desa Curahnongko sepanjang 20 meter dan tangkis sungai di Afdelling Pondoksuto Kebun Kalisanen sepanjang 10 meter.
"Sebagian besar rumah mereka yang rusak berdekatan dengan tangkis sungai yang jebol," tuturnya.
Berdasarkan data itu, lanjut dia, tim BPBD Jember tidak langsung memberikan bantuan kepada korban yang rumahnya rusak, tetapi pihaknya melakukan survei dan peninjauan tentang katagori kerusakan tersebut.
"Kami melakukan kroscek di lapangan untuk melihat seberapa parah kerusakan rumah akibat banjir sekaligus untuk menentukan klasifikasi kerusakan yang dialami oleh rumah korban banjir itu," paparnya.
Ia mengatakan bahwa rumah yang mengalami kerusakan berat akan mendapat bantuan bahan bangunan berupa 1.000 batu bata, 1.500 genteng, dan 20 sak semen.
"Untuk kerusakan tangkis di sejumlah tanggul akan dikoordinasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum Pengairan agar tidak terjadi tumpang-tindih dalam perbaikannya," katanya.
Banjir melanda tujuh kecamatan di Jember pada tanggal 27--29 Desember 2014. Rumah warga yang terendam banjir di Kecamatan Semboro sebanyak 487 KK, Kecamatan Tempurejo sebanyak 1.520 KK, Kecamatan Wuluhan sebanyak 230 KK, Kecamatan Ambulu sebanyak 40 KK, Kecamatan Sumberbaru sebanyak 1.230 KK, dan Kecamatan Jenggawah sebanyak 40 KK.
Bupati Jember M.Z.A. Djalal kemudian meningkatkan status Siaga Darurat Bencana menjadi Tanggap Darurat Bencana per 29 Desember 2014 karena bencana banjir sudah "mengepung" kabupaten penghasil tembakau itu.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015
Tags: