Upaya Jokowi bangun kepercayaan investor
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi BEI Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito (kedua kiri), Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida (ketiga kiri), Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil (keempat kiri), Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kelima kiri), Ketua Dewan Komisoner. Muliaman D. Hadad (kelima kanan), Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (keempat kanan), Menteri Perdagangan Rahmat Gobel (ketiga kanan), Menteri Perindustrian Saleh Husin (kedua kanan) dan Kapolri Jenderal Sutarman saat membuka perdagangan saham awal tahun 2015 di BEI, Jakarta, Jumat (2/1).(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
"Pembangkit listrik jangan sampai izinnya 6-5 tahun. Akan saya teliti, kalau diberi target tidak bisa, akan ada konsekuensi yang harus dibayar. Kita sedang membangun kepercayaan," ujar Presiden saat meyampaikan pidato pembukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan bahwa pemerintah juga akan memberikan suntikan dana kepada BUMN agar bisa mempercepat pembangunan infrastruktur sehingga nantinya diharapkan ada koneksi antar provinsi, pulau dengan lainnya menjadi lebih baik.
"Anggaran fiskal lebih banyak sehingga bisa fokus konektivitas, akan memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi. Nanti akan kami sampaikan di APBNP," kata Presiden.
Presiden memaparkan bahwa saat ini ruang fiskal Indonesia bertambah sekitar Rp240 triliun setelah dipangkasnya subsidi bahan bakar minyak (BBM), dana itu bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur, waduk irigasi, jalan tol dan jalur kereta api di luar jawa, pelabuhan, serta bandar udara.
"Kalau bisa dikerjakan dengan ruang fiskal dan dikerjakan di awal tahun sehingga akan memberikan trigger pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Jangan ada suara-suara yang sulit, tunjukkan kepada saya akan kami selesaikan, karena kita ingin benar-benar melayani," tegas Presiden.
Ke depan, Presiden mengingatkan bahwa masih ada tantangan global dan juga internal yang memang sulit diprediksi situasinya, namun pemerintah tetap optimis dapat menghadapinya. "Saya kira internal optimis akan lebih baik," kata Presiden.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015