Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo mengatakan, kapal dari Jepang akan bergabung ke lokasi evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

"Kita memang bermain dengan peluang, tantangan, dan keputusan. Saya minta semua sabar, semua sudah saya persiapkan, termasuk mengikutkan satu kapal Jepang yang saat ini berada di Kuala Lumpur sedang mengisi logistik," katanya di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, akan meminta kapal Jepang segera setelah selesai mengisi logistik untuk menuju lokasi evakuasi.

Sedangkan, menurut dia, satu kapal milik Amerika Serikat (AS) yang bersandar di Singapura yang memiliki sistem pemantau bawah laut atau side-beam sonar dan beberapa sistem lain, serta mempunyai penyelam telah diminta untuk bersiaga bergabung dalam operasi evakuasi.

"Saya minta untuk stand by di Singapura. Nanti saya putuskan apakah yang kapal Amerika, mereka ingin sekali membantu kita, akan saya minta mendekat ke lokasi malam ini atau tidak," ujarnya.

Keputusan apakah kapal AS akan bergabung atau tidak, menurut dia, tergantung evaluasi, cuaca, dan medan di tempat evakuasi. "Belum saya putuskan," ujarnya.

Bantuan lain dari negara sahabat yang telah tiba di Tanah Air, ia mengatakan, pesawat BC3-Orion dari Korea Selatan, yang mempunyai kemampuan visual dan elektronik sangat baik sehingga akan mempermudah operasi pencarian korban maupun pesawat AirAsia QZ8501.

"Yang pasti, keputusan yang dibuat dengan hasil evakuasi secepatnya selesai. Mudah-mudahan malam ini evakuasi korban bisa diteruskan," ujarnya.

Menurut dia, sangat memungkinkan akan dapat menemukan dan mengevakuasi korban, jika memang cuaca membaik.

Dari tujuh jenazah yang telah dievakuasi, menurut dia, dua diantaranya berhasil dibawa ke Pangkalan Bun dan kemudian diterbangkan ke Surabaya untuk diidentifikasi. Jenazah lain dalam proses dibawa ke Pangkalan Bun.

"Yang lima saat ini sedang dievakuasi, mudah-mudahan sudah berhasil, dipindahkan dari dua kapal ke satu kapal. Yang satu kapal ini karena cuaca tidak baik, sambil menunggu helikopter bisa terbang dengan limit safety, kapal yang satu membawa jenazah, saya perintahkan mendekat ke pantai," ujarnya.

Dengan cara itu, menurut dia, akan mempersingkat waktu pemindahan lima jenazah lainnya. "Kita memang bermain dengan cuaca, saya minta semua sabar".

Ia juga mengatakan, masih ada kemungkinan tim SAR gabungan akan menemukan jenazah lagi, namun semua juga tergantung dengan kondisi cuaca di lokasi pencarian.

Sebelumnya telah diberitakan bahwa tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi tujuh jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, namun badan pesawat belum dapat ditemukan.

"Tujuh jenazah tersebut terdiri dari empat laki-laki dan tiga perempuan. Enam jenazah tersebut sebelumnya ditempatkan di KRI Banda Aceh dan satu di kapal Malaysia," demikian Soelistyo.