Jakarta (ANTARA News) - Perayaan Hari Natal pada 25 Desember 2014 di Jakarta dan sekitarnya, berlangsung aman dan umat kristiani sejak Rabu (24/12) malam terus mendatangi gereja untuk melaksanakan ibadah misa.

Aparat kepolisian dan TNI terlihat melakukan penjagaan ketat kepada ribuan jemaat yang melaksanakan Misa Natal di sejumlah gereja yang ada di DKI Jakarta.

Pantauan Antara, di Gereja Lahairoi, Cijantung, Jakarta Timur, sejumlah aparat kepolisian di bantu TNI terlihat berjaga-jaga di halaman gereja untuk membantu pengamanan jemaat kristiani yang tengah melakukan misa natal.

Di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, puluhan aparat kepolisian juga terlihat berjaga-jaga, baik di luar maupun di dalam gereja, sehingga diharapkan jemaat kristiani dapat berkonsentrasi dalam menjalankan ibadahnya.

Para jemaat yang hendak masuk ke dalam gereja harus diperiksa barang bawaannya oleh petugas.

Di depan gereja Katedral ini, arus lalu lintas sempat tersendat lantaran jemaat gereja Katedral memarkirkan kendarannya di halaman parkir Masjid Istiqlal.

Keluar-masuknya kendaraan itu menyebabkan arus lalu lintas tersendat.

Hal serupa juga terjadi di depan gereja di Jalan Otto Iskandardinata (Otista), Jakarta Timur, arus lalu lintas mengalami kemacetan lantaran para jemaatnya memarkirkan kendarannya di pinggir jalan, sehingga memakan sebagian bahu jalan.

Aparat kepolisian yang berada di depan gereja, langsung turun tangan untuk mengatur arus lalu lintas.

Bahkan, sebagian kendaraan diperbolehkan melintas jalur bus way agar kemacetan arus lalu lintas tak bertambah parah.

Sementara itu, pengamanan perayaan Natal 2014 yang dilakukan gabungan aparat keamanan dari Polri dan TNI di Gereja Kristus Yesus Jemaat Mangga Besar (GKYJMB) di Kawasan Glodok, Jakarta Barat, dilanjutkan hingga Tahun Baru 2015.

Kepala Koordinator Keamanan internal perayaan Natal GKYJMB Djuju saat ditemui sebelum misa Natal, mengatakan sejak 22 Desember penjagaan keamanan internal gereja ditingkatkan dan semakin diperketat pada perayaan Natal 25 Desember.

Namun demikian, dia mengatakan pengamanan di gereja yang berlokasi di belakang dari pusat perbelanjaan elektronik Glodok tersebut tetap akan memperketat keamanan hingga perayaan Tahun Baru 2015.

"Kita tetap akan perketat keamanan karena kegiatannya tetap ramai sampai 1 Januari 2015. Antisipasi, mungkin Pak Ahok (Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama--red) datang, karena dia juga jemaat di sini," ujar Djuju.

Sementara itu, menurut Perwira Pengendali (Pangdal) Polsek Taman Sari AKP Sukrizal yang sedang bertugas di GKYJMB, kondisi perayaan Natal di kawasan Taman Sari berjalan baik dan aman.

Sejak H-4 perayaan Natal 2015, aparat Kepolisian dan TNI sudah mulai mendatangi gereja. Koordinasi keamanan selama perayaan Natal dan Tahun Baru dilakukan melibatkan gabungan aparat keamanan dari Polri, Koramil, Kecamatan Taman Sari, dan pihak gereja.

"Ada 40 geraja di Taman Sari, kita kumpulkan semua dan beri pengarahan dan pelatihan bagaimana pengamanan yang harus dilakukan. Dari mendeteksi dengan metal detektor sampai menggeledah tas-tas pengunjung gereja," ujar dia.

Menurut dia, khusus di Gereja Kristus Yesus Jemaat Mangga Besar diturunkan 60 aparat keamanan gabungan termasuk melibatkan Polantas. Semua tetap akan mengamankan lingkungan gereja hingga 1 Januari 2015.

"Status kita siaga satu sampai pergantian tahun nanti," ujar dia.

Lebih dari 3.000 orang Kristiani memadati Gereja Kristus Yesus Jemaat Mangga Besar (GKYJMB) di kawasan Glodok, Jakarta Barat, untuk melaksanakan misa Natal 2014.

Sementara itu, dalam pesan Natal yang disampaikan Pastor George Sanusi dalam bahasa mandarin yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia, jemaat diingatkan agar tidak terlena dengan apa yang ada di dunia. Tidak ada seorang pun yang sempurna dan umat segera meminta pengampunan.

Natal merupakan perayaan kelahiran Yesus Kristus, yang terjadi lebih dari 2000 tahun lalu. Dalam selang waktu kelahiran tersebut, ia mengatakan umat Kristiani menantikan kedatangan Yesus yang kedua untuk menyempurnakan umat manusia.

Jika pada perayaan Natal 2013 lalu Gereja Kristus Yesus Jemaat Mangga Besar mengangkat tema Allah Peduli (God Cares All The Time) pada perayaan kali ini gereja tersebut mengangkat tema Name Above All Names.

Pajang pohon natal

Sementara itu, GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat) Paulus atau yang populer dengan sebutan Gereja Ayam di Jalan Taman Sunda Kelapa Jakarta Pusat memajang beberapa pohon Natal yang terbuat dari limbah industri karet sebagai simbol penghargaan terhadap kreativitas masyarakat.

"Pohon Natal ini dibuat dari limbah industri karet warga di daerah Marunda Jakarta Utara," kata Staf Kantor Sekretariat GPIB Paulus, Kasiran, ketika ditemui di GPIB Paulus Jakarta.

Sebuah pohon Natal yang terbuat dari limbah karet terpajang di pintu masuk gereja bagian dalam dihiasi lampu-lampu dan kertas warna-warni.

Ring-ring bekas limbah karet disusun hingga membentuk pohon cemara setinggi kurang lebih 2,5 meter dan diberi warna hijau layaknya cemara.

"Warga di daerah Marunda memanfaatkan limbah ini dengan cara melepas ring-ring yang menempel pada karet," katanya.

Ring-ring itu mereka jual sedangkan karetnya jika tidak ada yang memanfaatkannya dibuang atau dibakar.

Model pohon Natal seperti itu pertama kali dibuat oleh karyawan STT Jakarta, Andrea Emisi.

Kasiran mengatakan pada perayaan Natal tahun ini, gereja memajang 15 pohon cemara yang dihiasi lampu-lampu berjejer mengikuti ruas pekarangan GPIB Paulus.

Namun tidak seluruhnya merupakan pohon Natal yang dibuat dari limbah industri karet, tetapi lebih banyak di antaranya merupakan pohon Natal biasa yang terbuat dari plastik membentuk daun dan dahan pohon cemara.

9.068 Narapidana remisi

Sementara itu, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM memberikan Remisi Khusus Natal yang diterima 9.068 narapidana yang beragama Kristen, Rabu.

"Ada 98 orang di antaranya yang menerima Remisi Khusus II yaitu menerima remisi dan dinyatakan langsung bebas," kata Direktur Jenderal Pemasyarakatan Handoyo Sudrajat dalam siaran pers.

Dia mengungkapkan Remisi Khusus Natal tersebut diberikan kepada 9.068 orang narapidana dari seluruh lembaga pemasyarakatan di Indonesia.

Pemberian remisi khusus ini berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 174 Tahun 1999 tentang Remisi, dan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas PP 32 tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

"Pemberian remisi bertujuan untuk memberikan motivasi dan menumbuhkan kesadaran agar narapidana dapat memelihara perilaku yang baik selama menjalani masa pidana dan menjalankan ibadah sesuai ajaran agamanya," katanya.

Handoyo berharap narapidana untuk melakukan evaluasi dan introspeksi diri terhadap apa yang telah diperbuat, baik dalam berhubungan dengan sesama manusia maupun dengan Tuhan YME.

"Para narapidana dapat melakukan perbuatan yang lebih baik dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berketuhanan," katanya.

Berdasarkan data smslap.ditjenpas.go.id per 24 Desember 2014, jumlah narapidana dan tahanan yang menghuni Lapas dan Rutan se-Indonesia sebanyak 162.218 orang, yang terdiri dari 110.411 narapidana dan 51.807 tahanan.

Pada Natal ini, narapidana yang mendapatkan remisi khusus sebagian besar berasal dari wilayah Sumatera Utara, yakni 1.791 orang, wilayah Nusa Tenggara Timur sebanyak 1.741 orang, dan Sulawesi Utara sebanyak 771 orang.