Muntok (ANTARA News) - Pastur Gereja Katolik Santa Maria Pelindung Para Pelaut Muntok, Kepulauan Bangka Belitung mengajak seluruh umat manusia memaknai nilai peristiwa kelahiran Yesus di tengah gelapnya malam sebagai suatu semangat pembaharuan hati untuk mengarungi kehidupan sehari-hari.

"Gelapnya malam saat Yesus lahir dapat diibaratkan sebagai gelapya kehidupan kita saat ini dimana sesama umat manusia rasa penghargaannya semakin berkurang, Yesus lahir sebagai terang, sebagai juru selamat," ujar Pastur Felix Atawollo Pr pada perayaan misa Natal di Muntok, Kamis.

Ia mengatakan, kehadiran Yesus di dunia merupakan sebuah pengalaman yang bertentangan satu sama lain, dia lahir di tengah kegelapan malam yang disimbolkan sebagai dosa, egoisme, dan ingin menang sendiri.

Bayi Yesus lahir dalam kesederhanaan keluarga pinggiran, kelahiran Dia sebagai terang dan sebagai Sang Penebus merupakan karya ajaib dan tidak akan ada tanpa sentuhan Tuhan.

"Gereja memandang peristiwa itu sebagai sebuah awal pembaharuan hati dan mata di tengah kehidupan yang saling bertentangan, dalam kekacauan dan kegelapan hidup," kata dia.

Dengan simbol tersebut, Gereja mengajak seluruh umat manusia untuk bisa memandang hidup baru dan tetap memiliki terang Yesus sebagai panutan.

"Perayaan Natal sesungguhnya hanya dimiliki oleh orang-orang yang bisa dan mau merasakan dan menerima kehadiran Tuhan di dalam hati mereka,"

Natal adalah hati yang siap menerima dan berani mengulurkan tangan untuk kedamaian, memberi bantuan dengan ihklas, pengertian dan hati terbuka bagi sesamanya.

"Keterbatasan bukan masalah untuk menyambut dengan suka cita memberikan diri dan hati untuk sesama dan lingkungannya," kata dia.

Pada perayaan Misa Natal yang diselenggarakan hingga siang hari tersebut ditutup dengan saling mengucapkan selamat seluruh umat yang hadir.

Usai misa, anak-anak berkumpul di Panti Paroki untuk bergembira bersama sinterklas sekaligus pembagian hadiah natal.

Selama kegiatan yang diikuti sekitar 500 umat berjalan dengan lancar dan tampak sebanyak 15 personil pengamanan dari Kepolisian, TNI dibantu Senkom dan warga gereja setempat.