Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ingin pasokan bahan bakar minyak untuk nelayan dipastikan karena BBM mengambil 70 persen biaya produksi nelayan.

"Nelayan lebih memilih harga mahal, tetapi suplai ada," kata Susi kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.

Apalagi, menurut dia, saat ini nelayan di berbagai daerah sedang bersemangat menangkap ikan sehingga butuh kelancaran pasokan bahan bakar, apalagi Kementerian Kelautan dan Perikanan juga berusaha meningkatkan produktivitas nelayan.

Susi menginginkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menerbitkan aturan bahan bakar gas (BBG) bisa digunakan sebagai alternatif bagi bahan bakar untuk melaut.

Program pemberian kartu BBM bersubsidi untuk nelayan dinilai perlu dilakukan dengan membenahi tata niaganya terlebih dahulu agar BBM bersubsidi benar-benar diserahkan kepada nelayan yang layak menerimanya.

"Utamanya bagi masyarakat nelayan yang berada di Indonesia bagian timur," ucap Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Abdul Halim kepada Antara beberapa waktu lalu.

Abdul Halim menilai kenaikan harga BBM bersubsidi oleh pemerintah tidak didahului dengan perbaikan tata niaga subsidi dari hulu ke hilir, termasuk alokasi untuk nelayan.