Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak menguat 10 poin menjadi Rp12.452 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.462 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa Bank Indonesia yang masih menjaga volatilitas pasar uang di dalam negeri menjadi salah satu sentimen positif bagi mata uang rupiah di tengah membaiknya produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat kuartal ke-3 tahun ini.
"Rupiah masih bertahan di area positif meski terbatas,"katanya.
Penguatan rupiah yang relatif terbatas itu menyusul PDB Amerika Serikat pada kuartl ke-3 direvisi naik menjadi 5 persen dari publikasi awal yang sebesar 3,9 persen, sehingga akan menimbulkan ekspektasi di kalangan pelaku pasar bank sentral AS (Federal Reserve) semakin mendekati untuk menaikkan suku bunganya.
"Kondisi itu membuat potensi indeks dolar AS menguat masih terbuka terhadap rupiah," katanya.
Sementara itu, Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa laju mata uang rupiah juga dibayangi oleh data-data ekonomi Inggris yang masih melambat.
Di sisi lain, lanjut dia, melemahnya harga logam untuk konstruksi di Tiongkok seiring berkurangnya permintaan dari sektor properti menunjukkan perekonomian di sana masih melambat.
(KR-ZMF)
Rupiah menguat ke 12.452/dolar Amerika
24 Desember 2014 11:00 WIB
Ilustrasi -- Rupiah menguat. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014
Tags: