Jakarta (ANTARA News) - Pihak dari Lembaga nirlaba pengelola dana sosial, Dompet Dhuafa, menilai salah satu upaya untuk membantu menekan angka kemiskinan di Indonesia serendah mungkin bahkan menghapuskannya, ialah penguatan pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi.
"Untuk tahun 2015, Dompet Dhuafa ingin terus menguatkan pemberdayaan di bidang ekonomi. Karena setiap objek yang kami lihat, cenderung hanya dikembangkan potensi sosial dan budayanya saja, nah kini Domper Dhuafa ingin melakukan pendekatan pada sektor ekonomi," ujar Presiden Direktur Dompet Duafa Filantropi, Ahmad Juwaini, di Jakarta, Selasa (23/12).
Lebih lanjut, Ahmad mengungkapkan, di bidang ekonomi pihaknya akan melakukan sejumlah program seperti pemberdayaan langsung pada kelompok-kelompok masyarakat misalnya pemberdayaan ternak, usaha tani komunitas, pemberdayaan pedagang makanan jajanan sehat di perkotaan dan perdesaan, pemberdayaan keluarga nelayan dan pemberian bantuan modal usaha.
Kemudian, pengembangan industri rumah tangga serta pengembangan kawasan dampingan ekonomi salah satunya melalui pembangunan kawasan wisata.
"Program pemberdayaan langsung, bantuan modal usaha, pemberian modal pada kelompok. Ekonomi kita meliouti pertanian, peternakan, pemberian modal usaha, sehingga kita harapkan hal ini bisa meningkatkan perhatian pada kaum dhuafa," kata dia.
Ahmad mengungkapkan, hingga Maret 2014, jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 28,28 juta atau 11,25 persen dari total penduduk.
Dia memprediksi, di tahun 2015 angka persentase ini meningkat sebanyak satu persen menjadi 12,25 persen, sebagai dampak kenaikan harga BBM baru-baru ini.
"Hingga Maret 2014 jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 28,28 juta atau 11,25 persen dari total penduduk. Kami memprediksi di 2015 paling tidak akan naik satu persen jadi 12,25 persen, sebagai dampak dari kenaikan bbm, inflasi barang-barang," kata Ahmad.
Pemberdayaan sektor ekonomi untuk tekan angka kemiskinan
23 Desember 2014 19:08 WIB
Presiden Direktur Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini (dompetdhuafa.org)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: