Komite Migas: impor Premium buka peluang kartel
21 Desember 2014 20:46 WIB
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri (tengah) memberi keterangan pers pada foto 17 Desember 2014 (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Komite Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri mengatakan impor bahan bakar minyak "RON88" (bensin Premium) yang dilakukan Indonesia bisa membuka peluang kartel, karena negara ini adalah satu-satunya pembeli BBM jenis tersebut di dunia.
"Ini membuka peluang terjadi kartel penjual, karena mereka punya kepentingan menghasilkan RON88 hanya untuk Indonesia," kata Faisal dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, Indonesia adalah satu-satunya pembeli terbesar RON88 di dunia namun tidak punya kuasa apa pun atas penetapan harga transaksi minyak bursa Singapura (MOPS) untuk "Mogas92", acuan harga bensin RON88.
"Petral, yang memasok bensin RON88 ke Indonesia hanya jadi price taker dalam impor bensin RON88, sehingga memungkinkan terjadinya kartel," ujarnya.
Faisal menuturkan, dengan rekomendasi pihaknya untuk menghentikan impor RON88 dan secara berkala menggantinya dengan RON92 (Pertamax), akan tercipta sistem patokan harga yang transparan, sesuai mekanisme pasar dan akuntabel.
Dia mengatakan, BBM RON92 akan lebih murah didapatkan di pasaran dunia, yang tidak lagi menjual RON88, sehingga Indonesia bisa memilih harga yang lebih kompetitif dalam impor minyak bumi.
"Di dunia, bahkan di Asia Tenggara saja, hanya Indonesia yang masih pakai RON88. Meski yang kita impor sekarang adalah RON88, tidak menutup kemungkinan yang dikirim adalah RON92 yang harganya lebih murah. Tapi dijual ke kita lebih mahal," paparnya.
"Ini membuka peluang terjadi kartel penjual, karena mereka punya kepentingan menghasilkan RON88 hanya untuk Indonesia," kata Faisal dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, Indonesia adalah satu-satunya pembeli terbesar RON88 di dunia namun tidak punya kuasa apa pun atas penetapan harga transaksi minyak bursa Singapura (MOPS) untuk "Mogas92", acuan harga bensin RON88.
"Petral, yang memasok bensin RON88 ke Indonesia hanya jadi price taker dalam impor bensin RON88, sehingga memungkinkan terjadinya kartel," ujarnya.
Faisal menuturkan, dengan rekomendasi pihaknya untuk menghentikan impor RON88 dan secara berkala menggantinya dengan RON92 (Pertamax), akan tercipta sistem patokan harga yang transparan, sesuai mekanisme pasar dan akuntabel.
Dia mengatakan, BBM RON92 akan lebih murah didapatkan di pasaran dunia, yang tidak lagi menjual RON88, sehingga Indonesia bisa memilih harga yang lebih kompetitif dalam impor minyak bumi.
"Di dunia, bahkan di Asia Tenggara saja, hanya Indonesia yang masih pakai RON88. Meski yang kita impor sekarang adalah RON88, tidak menutup kemungkinan yang dikirim adalah RON92 yang harganya lebih murah. Tapi dijual ke kita lebih mahal," paparnya.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014
Tags: