Banjarnegara (ANTARA News) - Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno mengatakan, operasi pencarian korban longsor Dusun Jemblung, Desa Sampang, secara resmi dihentikan pada Minggu, pukul 10.00 WIB.

"Sebetulnya masyarakat sudah menerima jika evakuasi (operasi pencarian) dihentikan pada hari Jumat (19/12). Namun kita tambah lagi satu setengah hari agar masyarakat lebih puas lagi," kata Wabup di Posko Induk Penanganan Bencana Tanah Longsor Dusun Jemblung yang berlokasi di Kantor PGRI-KPRI Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Menurut dia, kegiatan penanganan bencana dilanjutkan pada kegiatan tanggap bencana tahap dua yang akan berlaku mulai 22 Desember 2014 hingga 4 Januari 2015.

Pada fase tersebut, kata dia, yang diprioritaskan adalah penananganan pengungsi untuk secepatnya masuk hunian sementara (huntara) di rumah-rumah penduduk.

"Pengungsi secepatnya akan kami tempatkan di hunian sementara di rumah-rumah yang kita sewa dari penduduk karena jika terlalu lama tinggal di pengungsian sangat tidak bagus bagi mereka. Kebutuhan manusia tidak hanya tidur dan makan, ada kebutuhan-kebutuhan lain yang juga membutuhkan perhatian. Bila pendataannya ditetapkan, pada hari Selasa (23/12) semua pengungsi sudah bisa masuk ke huntara," katanya.

Sementara saat upacara penutupan operasi pencarian korban longsor Dusun Jemblung, Komandan Komando Resor Militer 071/Wijayakusuma Kolonel Infanteri Edison mengatakan bahwa secara keseluruhan, jumlah jenazah yang ditemukan sebanyak 95 orang.

Menurut dia, dua jenazah terakhir ditemukan pada Minggu (21/12) pagi atau beberapa jam sebelum penutupan operasi pencarian korban longsor.

"Dari jumlah 95 jenazah yang ditemukan, berdasarkan identifikasi sementara, 64 di antaranya merupakan warga Dusun Jemblung," katanya.

Bencana tanah longsor yang melanda Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, pada hari Jumat (12/12), sekitar pukul 17.30 WIB, menimbun sekitar 35 rumah warga.

Sementara jumlah warga Dusun Jemblung yang tertimbun longsor diperkirakan mencapai 108 orang. Jumlah tersebut belum termasuk warga luar Dusun Jemblung yang kebetulan melintas saat bencana itu terjadi.