Jakarta akan "impor" daging sapi dari NTT
20 Desember 2014 10:39 WIB
Ilustrasi -- Presiden Joko Widodo tegaskan pasokan daging sapi untuk Jakarta akan "diimpor" dari NTT. (ANTARA FOTO/Sahlan Kurniawan)
Kupang (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemenuhan kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Jakarta yang mencapai 160 ton per hari akan didatangkan dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), karena NTT memiliki stok yang sangat cukup dengan kualitas sapi yang terjamin.
"Kita impor saja dari Nusa Tenggara Timur ketimbang dari luar negeri, karena selain ongkosnya lebih mahal, impor dari luar terkesan mengabaikan potensi yang dimiliki di dalam negeri dan kurang memberdayakan peternak yang ada," katanya di Kupang, Sabtu, usai menyaksikan pendantanganan MoU antara NTT dan DKI di bidang peternakan dan MoU NTT dengan Jawa tengah di bidang kelautan dan perikanan pada momentum HUT NTT ke-56.
Untuk implementasi dari MoU itu, Presiden akan menugaskan secara khusus menteri yang memiliki tupoksi mengurus ternak mengawal dan mewujudkan kerjasama itu.
Presiden Jokowi menyebut hasil survei dan analisis tim teknis kedua provinsi dan laporan Gubernur Frans Lebu Raya potensi ternak sapi di NTT cukup potensial untuk dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan akan daging sapi di Indonesia umumnya dan khususnya DKI Jakarta.
Di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) misalnya, kata Presiden menyebut laporan itu, hingga pertengahan September 2014 telah mengirim 8.225 ekor dari total kuota sekitar 11.600 ekor yang ada atau menjadi kabupaten yang terbanyak mengirim ternak ke Pulau Jawa.
"Dengan demikian, katanya masih tersisakan 2.875 yang belum terkirim. Mudah-mudahan hingga akhir tahun, bisa memenuhi total kuota yang ditetapkan," katanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, urutan kuota terbanyak kedua adalah Kabupaten Kupang sebanyak 10.500 ekor.
Sementara realisasi pengirimannya hanya terpaut dengan TTS dua ekor yakni 8.723. Disusul, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dengan total kuota 7.500 ekor. Realisasi pengiriman sapi oleh kabupaten ini sudah 100 persen.
Sementara kabupaten yang memiliki kuota pengiriman antara 3.000 ekor hingga 4.750 ekor yakni Kabupaten Belu (4.750 ekor), Malaka (4.600 ekor), Sumba Timur (4.000 ekor), dan Rote Ndao (3.000 ekor). Realiasi pengiriman untuk Belu sebanyak 3.300 ekor, Malaka 2.935 ekor, Sumba Timur 3.816 ekor, dan Rote Ndao 1.176 ekor.
Ia menambahkan, ada empat kabupaten yang tidak ada penetapan kuota pengiriman sapi yakni Lembata, Flores Timur, Alor, dan Sumba Barat. Hal ini karena ternak sapi di kabupaten ini jumlah terbatas, dan untuk memenuhi kebutuhan dalam kabupaten saja terpaksa didatangkan dari kabupaten tetangga.
Dia mengemukakan, sedangkan kabupaten yang memiliki kuota namun sama sekali belum melakukan pengiriman yakni Sikka (500 ekor), Ende (1.500 ekor), Manggarai (1.800 ekor), Manggarai Timur (500 ekor), Sumba Barat Daya (100 ekor), Sumba Tengah (400 ekor), dan Sabu Raijua (150 ekor).
"Khusus kabupaten di Flores, hanya dua kabupaten yang melakukan pengiriman yakni Nagekoe sebanyak 1.114 ekor dari kuota 1,700 ekor, dan Manggarai Barat 465 ekor dari kuota 600 ekor," urainya.
Untuk tahun 2014, NTT memiliki kuota pengiriman sapi sebanyak 55.000 ekor. Hingga pertengahan September, realisasi pengiriman sudah sebanyak 38.054 ekor.
Usai menghadiri HUT NTT ke-56 dan menandatanganan kesepakatan kerjasama antara tiga gubernur itu, Presiden Jokowi didampingi isteri Hj Iriani Jokowi dan rombongan terbang menggunakan helikopter ke perbatasan Indonesia--Timor Leste tepatnya gerbang utama Motaain untuk menemui warga perbatasan di Kabupaten Belu.
Setelah itu akan kembali ke Kabupaten Kupang untuk meresmikan dimulainya pembangunan Waduk Raknamo dan meresmikan RSU Siloam serta menemui para nelayan di TPI Kupang, sebelum kembali ke Jakarta. (Baca pula kehadiran Presiden Joko Widodo di puncak peringatan Hari Jadi NTT)
"Kita impor saja dari Nusa Tenggara Timur ketimbang dari luar negeri, karena selain ongkosnya lebih mahal, impor dari luar terkesan mengabaikan potensi yang dimiliki di dalam negeri dan kurang memberdayakan peternak yang ada," katanya di Kupang, Sabtu, usai menyaksikan pendantanganan MoU antara NTT dan DKI di bidang peternakan dan MoU NTT dengan Jawa tengah di bidang kelautan dan perikanan pada momentum HUT NTT ke-56.
Untuk implementasi dari MoU itu, Presiden akan menugaskan secara khusus menteri yang memiliki tupoksi mengurus ternak mengawal dan mewujudkan kerjasama itu.
Presiden Jokowi menyebut hasil survei dan analisis tim teknis kedua provinsi dan laporan Gubernur Frans Lebu Raya potensi ternak sapi di NTT cukup potensial untuk dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan akan daging sapi di Indonesia umumnya dan khususnya DKI Jakarta.
Di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) misalnya, kata Presiden menyebut laporan itu, hingga pertengahan September 2014 telah mengirim 8.225 ekor dari total kuota sekitar 11.600 ekor yang ada atau menjadi kabupaten yang terbanyak mengirim ternak ke Pulau Jawa.
"Dengan demikian, katanya masih tersisakan 2.875 yang belum terkirim. Mudah-mudahan hingga akhir tahun, bisa memenuhi total kuota yang ditetapkan," katanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, urutan kuota terbanyak kedua adalah Kabupaten Kupang sebanyak 10.500 ekor.
Sementara realisasi pengirimannya hanya terpaut dengan TTS dua ekor yakni 8.723. Disusul, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dengan total kuota 7.500 ekor. Realisasi pengiriman sapi oleh kabupaten ini sudah 100 persen.
Sementara kabupaten yang memiliki kuota pengiriman antara 3.000 ekor hingga 4.750 ekor yakni Kabupaten Belu (4.750 ekor), Malaka (4.600 ekor), Sumba Timur (4.000 ekor), dan Rote Ndao (3.000 ekor). Realiasi pengiriman untuk Belu sebanyak 3.300 ekor, Malaka 2.935 ekor, Sumba Timur 3.816 ekor, dan Rote Ndao 1.176 ekor.
Ia menambahkan, ada empat kabupaten yang tidak ada penetapan kuota pengiriman sapi yakni Lembata, Flores Timur, Alor, dan Sumba Barat. Hal ini karena ternak sapi di kabupaten ini jumlah terbatas, dan untuk memenuhi kebutuhan dalam kabupaten saja terpaksa didatangkan dari kabupaten tetangga.
Dia mengemukakan, sedangkan kabupaten yang memiliki kuota namun sama sekali belum melakukan pengiriman yakni Sikka (500 ekor), Ende (1.500 ekor), Manggarai (1.800 ekor), Manggarai Timur (500 ekor), Sumba Barat Daya (100 ekor), Sumba Tengah (400 ekor), dan Sabu Raijua (150 ekor).
"Khusus kabupaten di Flores, hanya dua kabupaten yang melakukan pengiriman yakni Nagekoe sebanyak 1.114 ekor dari kuota 1,700 ekor, dan Manggarai Barat 465 ekor dari kuota 600 ekor," urainya.
Untuk tahun 2014, NTT memiliki kuota pengiriman sapi sebanyak 55.000 ekor. Hingga pertengahan September, realisasi pengiriman sudah sebanyak 38.054 ekor.
Usai menghadiri HUT NTT ke-56 dan menandatanganan kesepakatan kerjasama antara tiga gubernur itu, Presiden Jokowi didampingi isteri Hj Iriani Jokowi dan rombongan terbang menggunakan helikopter ke perbatasan Indonesia--Timor Leste tepatnya gerbang utama Motaain untuk menemui warga perbatasan di Kabupaten Belu.
Setelah itu akan kembali ke Kabupaten Kupang untuk meresmikan dimulainya pembangunan Waduk Raknamo dan meresmikan RSU Siloam serta menemui para nelayan di TPI Kupang, sebelum kembali ke Jakarta. (Baca pula kehadiran Presiden Joko Widodo di puncak peringatan Hari Jadi NTT)
Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014
Tags: