Jakarta (ANTARA News) - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyatakan sebanyak 72,94 persen masyarakat menginginkan konflik di internal Golkar diselesaikan di Mahkamah Partai melalui islah.

"Pasca keputusan Menkumham soal Munas Golkar, mayoritas publik sebesar 72,94 persen ingin pimpinan Golkar segera melakukan islah dan menyelesaikan permasalahan dualisme kepemipinan melalui Mahkamah Partai," kata peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa di kantor LSI, Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan hanya 17,65 responden menginginkan konflik internal Golkar diselesaikan di pengadilan.

Menurut dia, harapan konflik diselesaikan melalui mahkamah partai merata di semua segmen, baik di perkotaan maupun pedesaan, pria maupun wanita, wong cilik maupun kelas ekonomi mapan.

"Namun yang paling besar harapan berasal dari pemilih Golkar yaitu 90,91 persen dan hanya 9,09 persen menginginkan melalui pengadilan," ujarnya.

Ardian menjelaskan ada empat alasan yang mendasari harapan publik agar Golkar melakukan islah. Pertama menurut dia publik memposisikan Golkar sebagai penyangga politik Indonesia, ibarat bangunan, jika penyangganya retak maka bangunannya pun ikut retak.

"Instabilitas politik internal Golkar akan berdampak pada instabilitas politik nasional. Sebanyak 63,20 persen publik sependapat bahwa konflik di Golkar akan mengganggu stabilitas politik nasional," katanya.

Kedua menurut dia, publik menilai jika berhasil islah, maka Golkar akan menjadi "role model" partai politik Indonesia. Dia menjelaskan kemampuan elit Golkar untuk rujuk kembali melalui mahkamah partai akan menjadi model partai lain untuk menempuh cara serupa.

"Alasan ketiga, makin panjang konflik, makin retak Golkar. Jika elit Golkar tidak mau islah dan memilih jalur pengadilan maka akan menambah dalam perpecahan di Golkar," katanya.

Keempat menurut dia, publik yakin Golkar punya tradisi panjang menyelesaikan konflik. Dia mengatakan publik menilai Golkar sebagai partai besar dan paling tua, para elit Golkar punya kemampuan menyelesaikan konflik internalnya.

Survei LSI Denny JA itu dilakukan melalui quick poll pada tanggal 16--17 Desember 2014. Survei itu menggunakan metode multistage random sampling dengan 1200 responden dan margin of error sebesar 2,9 persen.

Survei tersebut dilaksanakan di 33 provinsi di Indonesia dengan penelitian kualitatif melalui metode analisis media, Forum Group Discussion, dan wawancara mendalam.
(I028)