Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel akan memanggil para pejabat atase perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) yang ada di sejumlah negara untuk membantu mendorong peningkatan ekspor.

"Rencananya Januari 2015 mereka akan dipanggil," kata Rachmat kepada Antara, di Jakarta, Kamis.

Para pejabat Kementerian Perdagangan di luar negeri itu akan dipanggil, kata dia, untuk membahas peluang peningkatan ekspor di negara mereka ditempatkan.

"Kita perlu meningkatkan ekspor, terutama nonmigas untuk menekan defisit perdagangan," ujar Rachmat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Januari--Oktober 2014, disebutkan bahwa total nilai ekspor mencapai 148,06 miliar dolar AS, sedangkan total impor mencapai 149,7 miliar dolar AS, atau defisit sekitar 1,6 miliar dolar AS.

Untuk meningkatkan ekspor, Mendag juga mengaku telah melakukan koordinasi dengan Menteri Perindustrian Saleh Husin guna mendorong sejumlah industri berorientasi ekspor meningkatkan penetrasi pasar mereka di luar negeri.

Sementara itu, di dalam negeri, Rachmat mengatakan bahwa pihaknya akan memperketat perdagangan di dalam negeri, terutama untuk produk-produk impor yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Pasar dalam negeri akan terus diamankan, tidak hanya dari produk selundupan dan persaingan tidak sehat dari produk impor, tetapi juga produk yang tidak sesuai dengan SNI," katanya.

Kemarin (17/12), Kementerian Perdagangan melalui Ditjen Standarisasi Perlindungan Konsumen mencabut 32 Nomor Pendaftaran Barang (NPB) produk impor yang tidak sesuai dengan SNI, seperti kipas angin, pompa air, dan lampu hemat energi.

Mendag Rachmat Gobel juga mengimbau masyarakat mengutamakan membeli produk yang dibuat di Indonesia, dibandingkan produk sejenis dari impor, guna mendukung daya tahan ekonomi negeri ini.

"Tingkatkan penggunaan produksi dalam negeri agar membantu memperkuat daya tahan perekonomian negeri ini," katanya.