Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 129 poin ke posisi Rp12.538 dibandingkan sebelumnya di Rp12.667 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa mata uang rupiah kembali melanjutkan apresiasinya seiring dengan intervensi di pasar sekunder.
"Bank Indonesia telah melakukan intervensi untuk menstabilkan rupiah dengan membeli kembali obligasi pemerintah yang telah dijual investor asing," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, penguatan mata uang rupiah terhadap dolar AS juga dipicu dari pernyataan Gubernur The Fed Janet Yellen yang akan bersabar untuk mulai menormalisasikan kebijakan moneternya. Sabar berarti kenaikan suku bunga diperkirakan tidak terjadi dalam waktu dekat, setidaknya untuk beberapa pertemuan berikutnya.
Ekonom Senior Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra menambahkan bahwa pergerakan mata uang rupiah terhadap dolar AS cukup stabil. Diharapkan, nilai tukar rupiah yang masih dalam area tren pelemahan dapat dimanfaatkan untuk mendorong ekspor.
"Dengan ekspor yang meningkat, dapat mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia ke depannya," katanya.
Menurut dia, tren melemahnya rupiah saat ini juga dinilai wajar menyusul cukup tingginya permintaan dolar AS menjelang akhir tahun untuk pembayaran utang atau mengirimkan hasil keuntungan.
"Secara historis, trem permintaan dolar AS akan tinggi pada kuartal II dan kuartal IV di setiap tahunnya, namun setelah itu mata uang rupiah akan kembali stabil," katanya.
Rupiah menguat ke posisi Rp12.538
18 Desember 2014 10:45 WIB
Ilustrasi (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014
Tags: