Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa investor asing di dalam negeri masih berpandangan positif terhadap ekonomi Indonesia di tengah melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar AS.

"Yang kami lakukan yakni melakukan komunikasi dengan investor agar tidak melepas surat berharga negara (SBN) ramai-ramai. Memang ada outflow(arus dana ke luar negeri,red) tapi tidak banyak. Kondisi saat ini lebih disebabkan faktor eksternal yang tidak ada hubungannya dengan fundamental ekonomi domestik sehingga investor tetap percaya," ujar Menkeu di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa.

Ia menambahkan bahwa pihaknya juga melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) agar pasar keuangan di dalam negeri cukup terkendali.

"Mekanisme sudah disiagakan, BI juga aktif di pasar sekunder, sehingga secara keseluruhan cukup terkendali. Tentunya BI menjaga stabilisasi moneter, OJK di sistem pengawasan, Menkeu fiskal," katanya.

Pemerintah, lanjut dia, juga akan menjaga semua unsur stabilitas makro ekonomi dan terus berusaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 2015 mendatang menjadi lebih baik dibandingkan tahun ini dan berusaha memperkecil defisit neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan Indonesia.

Sementara itu terkait dengan bursa saham Indonesia yang juga mengalami imbas negatif dari pelemahan rupiah, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Ito Warsito menilai bahwa pasar modal Indonesia masih cukup kondusif.

"Kita lihat indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini (Selasa, 16/12) pergerakannya mengikuti tren global. Kita memang turun sebesar 1,6 persen. Tapi kalau kita lihat bursa Jepang, Singapura dan lainnya turun lebih dari 2 persen. Jadi penurunan IHSG tidak istimewa, tidak perlu membuat panik para investor," kata dia.