Washington (ANTARA News) - Sebuah penelitian mengungkapkan perasaan lebih muda dibandingkan usia sesungguhnya memungkinkan mengurangi angka kematian di kalangan lanjut usia (lansia).

Penelitian yang dirilis jurnal JAMA Internal Medicine, Senin, menyatakan orang lansia yang merasa lebih muda ketimbang usia sesungguhnya memiliki angka kematian lebih rendah dibandingkan orang yang merasa usia mereka lebih tua dari usia sesungguhnya.

Usia yang ditafsirkan sendiri dapat mencerminkan penilaian kesehatan, batas fisik dan kesejahteraan saat lansia, dan banyak orang tua merasa lebih muda ketimbang usia mereka yang sesungguhnya, kata beberapa peneliti dari University College London.

Para peneliti itu menggunakan data dari satu studi mengenai usia yang meliputi 6.489 orang, yang usia rata-rata kronologis mereka adalah 65,8 tahun tapi mereka menganggap mereka berusia 56,8 tahun, untuk meneliti hubungan antara usia yang ditafsirkan sendiri dan angka kematian.

Kebanyakan orang dewasa (69,6 persen) merasa lebih muda tiga tahun atau lebih ketimbang usia mereka yang sesungguhnya, demikian laporan Xinhua.

Sementara itu 25,6 persen merasakan usia mereka mendekati usia sesungguhnya dan 4,8 persen merasa lebih tua satu tahun dibandingkan dengan usia kronolgis mereka, kata para peneliti tersebut.

Angka kematian selama rata-rata 99 bulan selanjutnya adalah 14,3 persen pada orang dewasa yang merasa lebih muda, 18,5 persen pada orang yang merasakan usia mereka yang sesungguhnya dan 24,6 persen pada orang yang merasa lebih tua, kata studi itu.

"Walaupun kesehatan tingkat normal, ketidak-mampuan fisik, dan perilaku sehat diperhitungkan bagi sebagian hubungan, setelah penyesuaian semua variasi, masih terdapat 41 persen ancaman kematian yang lebih besar pada orang yang merasa lebih tua daripada usia mereka yang sesungguhnya dibandingkan dengan mereka yang merasa lebih muda dari usia mereka yang sebenarnya," kata studi tersebut.

Analisis mengenai penyebab terpisah kematian memperlihatkan "hubungan kuat" antara usia yang ditafsirkan sendiri dan kematian akibat penyakit jantung, tapi tak ada hubungan antara usia yang ditafsirkan sendiri dan kematian akibat kanker.

Meskipun mekanisme yang mempertegas hubungan itu patut diselidiki lebih jauh, berbagai kemungkinan meliputi perangkat prilaku hidup sehat yang lebih luas seperti memelihara berat yang sehat dan kepatuhan pada saran dokter, dan keuletan yang lebih besar, penguasaan diri dan keinginan untuk hidup di kalangan mereka yang merasa lebih muda ketimbang usia mereka yang sesungguhnya, kata para peneliti tersebut.

"Usia yang ditafsirkan sendiri memiliki potensi untuk berubah, jadi campur tangan mungkin perlu dilakukan," kata studi itu.

"Orang yang merasa lebih tua ketimbang usia mereka yang sesungguhnya dapat menjadi sasaran pesan kesehatan untuk mendorong prilaku hidup sehat yang positif dan menyikapi usia," jelas studi itu.

(C003)