Jenewa (ANTARA News) - Perusahaan pembuat coklat asal Swiss, Lindt, pemilik kafe yang menjadi lokasi penyanderaan 30-an orang pengunjung dan staf oleh seorang bersenjata di Sidney, Australia, Senin (15/12) menyatakan sangat terpukul atas jatuhnya korban jiwa dari insiden tersebut.

"Kami sangat terpukul oleh korban jiwa dan bahwa beberapa orang lainnya terluka serta harus mengalami trauma seperti itu," kata juru bicara Lindt dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip AFP.

Pria asal Iran yang menjadi pelaku penyanderaan di Kafe Lindt, Man Haron Monis, sebelumnya telah menerima suaka politik di Australia pada tahun 1996, tewas bersama dengan dua sanderanya ketika polisi menyerbu kafe cokelat Lindt yang terletak di distrik keuangan kota untuk mengakhiri drama tersebut.

Para sandera yang meninggal adalah seorang pria 34 tahun dan wanita 38 tahun.

"Saya terkejut dan sangat sedih dengan kejadian mengerikan yang terjadi di Sydney," kata Ernst Tanner, ketua dan CEO kelompok Lindt & Spruengli.

"Saya tidak percaya bahwa tindakan kekerasan seperti itu dapat terjadi," kata Tanner sambil menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka.

"Dalam masa sulit seperti ini, kita semua harus bersama-sama mendukung untuk mempertahankan nilai-nilai kebebasan, perdamaian dan toleransi," tambah Tanner.

Perusahaan coklat tersebut juga menyatakan akan memberikan dukungan kepada para korban dan keluarga mereka, serta setiap karyawan yang terlibat dalam drama penyanderaan di Senin pagi itu.

Polisi New South Wales mengkonfirmasi tewasnya kedua sandera kemudian terdapat empat orang cedera dari insiden tersebut, yang satu di antara mereka adalah personel polisi.

Empat orang yang terluka tersebut kini dirawat di rumah sakit termasuk seorang perempuan yang berumur 40-an tahun, yang menderita luka tembak serius tapi berada dalam keadaan stabil, seorang polisi --yang terserempet peluru di pipinya-- dan seorang perempuan, yang mengalami gangguan punggung.

(Uu.A050)