TNI AL kirim Satgas Marinir ke Banjarnegara
15 Desember 2014 06:06 WIB
Sejumlah petugas gabungan menyisir bangkai kendaraan yang hanyut terbawa longsor di sektor 4, untuk mencari korban, di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jateng, Minggu (14/12). (ANTARA/Idhad Zakaria)
Surabaya (ANTARA News) - TNI AL telah mengirim Satgas Marinir untuk membantu korban bencana tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kabupaten Banjarnegara, Jateng.
"Satgas yang dipimpin Letkol Mar M Bambang Purnama itu telah berangkat ke lokasi bencana pada Sabtu (13/12) pukul 22.00 WIB dan Minggu (14/12) pagi sudah tiba," kata Kepala Subdinas Penerangan Umum (Kasubdispenum) Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal) Kolonel Laut (P) Suradi Agung Slamet melalui surat elektronik yang diterima Antara di Surabaya, Senin.
Satgas Marinir itu berkekuatan 122 personel yang terdiri dari satu kompi (SSK) dengan didukung satu Tim Taifib serta sejumlah material untuk penanganan korban di lokasi longsor.
Material yang dilibatkan antara lain delapan Truk Hino, Ford Rangger (2), Ambulan (1), PK (1), Pal SAR (1), Dapur Lapangan (1), Tungku Puan Masak (4) dengan kapasitas 500 orang, Tenda Rumkitlap (8), dokter (1), perawat (15), Ops Al Berat, ALKOM SSB (1), HT (25), Senjata panjang (7), dan Pistol (5).
"Selain itu, TNI AL juga telah mengerahkan satu peleton dari Lanal (Pangkalan Angkata Laut) Cilacap dan satu peleton dari Lanal Cirebon," katanya.
Hingga Minggu (14/12), tim gabungan telah menemukan 39 korban meninggal yang tertimbun tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara.
"Data sementara korban yang ditemukan meningal sebanyak 39 orang dan diperkirakan masih 69 korban yang masih tertimbun," kata Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Harmensyah.
Setelah seluruh korban meninggal ditemukan, langkah berikutnya adalah bagaimana segera menentukan bagaimana korban yang masih hidup, apakah disewakan rumah atau direlokasi, akan dilakukan kooordinasi dengan SKPD terkait.
"Secara teknis memang bisa dengan sistem teras, namun semua itu tergantung pemkab dan warga, kami hanya memfasilitasi. Hampir seluruh daerah di sini memang merupakan daerah rawan longsor," katanya.
"Satgas yang dipimpin Letkol Mar M Bambang Purnama itu telah berangkat ke lokasi bencana pada Sabtu (13/12) pukul 22.00 WIB dan Minggu (14/12) pagi sudah tiba," kata Kepala Subdinas Penerangan Umum (Kasubdispenum) Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal) Kolonel Laut (P) Suradi Agung Slamet melalui surat elektronik yang diterima Antara di Surabaya, Senin.
Satgas Marinir itu berkekuatan 122 personel yang terdiri dari satu kompi (SSK) dengan didukung satu Tim Taifib serta sejumlah material untuk penanganan korban di lokasi longsor.
Material yang dilibatkan antara lain delapan Truk Hino, Ford Rangger (2), Ambulan (1), PK (1), Pal SAR (1), Dapur Lapangan (1), Tungku Puan Masak (4) dengan kapasitas 500 orang, Tenda Rumkitlap (8), dokter (1), perawat (15), Ops Al Berat, ALKOM SSB (1), HT (25), Senjata panjang (7), dan Pistol (5).
"Selain itu, TNI AL juga telah mengerahkan satu peleton dari Lanal (Pangkalan Angkata Laut) Cilacap dan satu peleton dari Lanal Cirebon," katanya.
Hingga Minggu (14/12), tim gabungan telah menemukan 39 korban meninggal yang tertimbun tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara.
"Data sementara korban yang ditemukan meningal sebanyak 39 orang dan diperkirakan masih 69 korban yang masih tertimbun," kata Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Harmensyah.
Setelah seluruh korban meninggal ditemukan, langkah berikutnya adalah bagaimana segera menentukan bagaimana korban yang masih hidup, apakah disewakan rumah atau direlokasi, akan dilakukan kooordinasi dengan SKPD terkait.
"Secara teknis memang bisa dengan sistem teras, namun semua itu tergantung pemkab dan warga, kami hanya memfasilitasi. Hampir seluruh daerah di sini memang merupakan daerah rawan longsor," katanya.
Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: