Karangkobar paling rawan longsor di Banjarnegara
14 Desember 2014 18:12 WIB
Longsor Banjarnegara Sejumlah personel SAR dan TAGANA, mengevakuasi korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jateng, Sabtu (13/12). (ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)
Yogyakarta (ANTARA News) - Pakar geologi Universitas Gadjah Mada Dwikorita Karnawati mengatakan wilayah Kecamatan Karangkobar merupakan zona yang paling rawan longsor di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
"Di Jawa Tengah yang paling rawan longsor Banjarnegara, dan di Banjarnegara yang paling rawan longsor di Kecamatan Karangkobar. Jadi sudah masuk zona merah dari yang termerah," kata Dwikorita yang juga Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, Kecamatan Karangkobar dinilai paling rawan karena memiliki struktur tanah yang gembur dengan posisi kemiringan lerengnya cukup terjal.
"Sehingga jika hujan turun, air akan terserap di tanah. Dan jika air yang tergenang cukup banyak, tanah akan mudah meluncur (longsor)," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, wilayah itu juga dilalui jalur patahan yang mengakibatkan ikatan batuan-batuan sebagai fondasi tanah, terbelah-belah dan rapuh. Apalagi, jenis batuannya juga merupakan batuan lempung yang licin jika terkena air.
"Sehingga volume longsor akan lebih besar karena juga turut terdorong oleh patahan batuan yang licin," kata dia.
Lebih dari itu, ia juga memperkirakan wilayah rawan longsor itu juga tidak hanya terjadi di satu titik, melainkan juga rentan terjadi di sepanjang jalur patahan.
"Karena dilalui jalur patahan, maka yang memiliki potensi longsor bukan hanya di titik itu saja, melainkan masih banyak lagi titik lain," kata dia.
Oleh karena itu ia berharap masyarakat yang tinggal di wilayah itu bersedia direlokasi, atau minimal segera mengungsi ketika terjadi hujan deras.
"Misal sudah dilakukan reboisasi pun, wilayah itu tetap berisiko dan tidak aman lagi untuk ditinggali," kata dia.
"Di Jawa Tengah yang paling rawan longsor Banjarnegara, dan di Banjarnegara yang paling rawan longsor di Kecamatan Karangkobar. Jadi sudah masuk zona merah dari yang termerah," kata Dwikorita yang juga Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, Kecamatan Karangkobar dinilai paling rawan karena memiliki struktur tanah yang gembur dengan posisi kemiringan lerengnya cukup terjal.
"Sehingga jika hujan turun, air akan terserap di tanah. Dan jika air yang tergenang cukup banyak, tanah akan mudah meluncur (longsor)," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, wilayah itu juga dilalui jalur patahan yang mengakibatkan ikatan batuan-batuan sebagai fondasi tanah, terbelah-belah dan rapuh. Apalagi, jenis batuannya juga merupakan batuan lempung yang licin jika terkena air.
"Sehingga volume longsor akan lebih besar karena juga turut terdorong oleh patahan batuan yang licin," kata dia.
Lebih dari itu, ia juga memperkirakan wilayah rawan longsor itu juga tidak hanya terjadi di satu titik, melainkan juga rentan terjadi di sepanjang jalur patahan.
"Karena dilalui jalur patahan, maka yang memiliki potensi longsor bukan hanya di titik itu saja, melainkan masih banyak lagi titik lain," kata dia.
Oleh karena itu ia berharap masyarakat yang tinggal di wilayah itu bersedia direlokasi, atau minimal segera mengungsi ketika terjadi hujan deras.
"Misal sudah dilakukan reboisasi pun, wilayah itu tetap berisiko dan tidak aman lagi untuk ditinggali," kata dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014
Tags: