Buaya terbawa banjir gigit lima warga seorang tewas
12 Desember 2014 22:21 WIB
Warga memperhatikan seekor buaya yang ditangkap di kampung Bandagadang Balimbiang, Kuranji, Padang, Sumbar, Senin (24/3). Buaya sepanjang 2 meter lebih tersebut ditangkap warga karena berada di sekitar kampung mereka. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Sangatta (ANTARA News) - Meluapnya Sungai Bengalon di Kabupaten Kutai Timur Kaltim membawa duka bagi warga setempat. Selain telah merendam 947 rumah, 5 warganya dilaporkan digigit buaya dan 1 diantaranya meninggal dunia.
Menurut Sekretaris Kecamatan Bengalon, Ernawati banjir akibat meluapnya sungai, ribuan warga menderita bahkan lima orang sempat digigit buaya
"Dari lima warga yang digigit buaya itu, empat mengalami robek pada bagian paha dan kaki, sedangkan 1 orang meninggal dunia," kata Sekcam Ernawati, Jumat.
Sekcam Ernawati ditemani Harianto Staf Trantib di Kantor Kecamatan Bengalon mengatakan,warga yang digigit buaya itu semuanya di desa Sepaso Selatan.
Binatang buaya ini beraksi dengan menyambar warga rata-rata waktunya senja menjelang magrib. Dan semuanya mengalami luka parah pada bagian kaki hingga paha.
Korban yang kakinya, paha sampai pantatnya robek bernama Hajjah To'ol berumur sekitar 52 tahun tinggal di RT 01 desa Sepaso Selatan.
Kemudian dua korban yang kakinya luka robek bernama Sai 27 tahun dan Hanafi 50 tahun keduanya warga RT 01 juga.
"Kalau kedua korban ini kakinya sudah ditarik buaya, namun dia sadar dan melawan dengan cara memukul mata buaya, makanya lepas dari giginya," kata Harianto menceritakan.
Sedangkan satu warga RT 03 adalah anak-anak kakinya sudah ditarik buaya namun ada kakaknya yang membantu makanya lepas dari musibah.
Sementara satu warga yang menjadi korban dan meninggal dunia itu warga desa lain. Namanya tidak kami ketahui, namun warganya mengatakan dia meninggal karena digigit buaya.
Sedangkan korban lainnya adalah anak-anak warga RT 01 desa Sepaso Barat. Dia juga sudah digigit buaya bagian kakinya, beruntung ada orang yang melihat dan mendorong buaya.
Selain tiga warga yang menjadi korban gigitan buaya, selama banjir banyak buaya bermunculan di pemukiman warga.
"Hampir setiap malam dan subuh warga di sekitar melihat buaya muncul dan naik ke darat. Warga dibuat ketakutan," katanya.
Yang terakhir seekor buaya berukuran besar tersangkut di kolong rumah salah satu warga. "Saat ini kondisi banjir belum ada tanda-tanda surut, bahkan terlihat naik" kata Harianto.
"Warga beramai-ramai menarik dan mendorong buaya itu masuk ke sungai. Warga tidak membunuhnya," katanya.
Sementara salah satu warga korban banjir, Intan yang tinggal di RT 03 desa Sepaso Selatan mengatakan rumhanya nyaris dimasukin buaya.
"Pagi-pagi buaya muncul dekat dapur, ukurannya lumayan besar dan panjang. Beruntung tidak masuk rumah kami padahal sudah penuh air banjir selama delapan hari," katanya.
Menurut Sekretaris Kecamatan Bengalon, Ernawati banjir akibat meluapnya sungai, ribuan warga menderita bahkan lima orang sempat digigit buaya
"Dari lima warga yang digigit buaya itu, empat mengalami robek pada bagian paha dan kaki, sedangkan 1 orang meninggal dunia," kata Sekcam Ernawati, Jumat.
Sekcam Ernawati ditemani Harianto Staf Trantib di Kantor Kecamatan Bengalon mengatakan,warga yang digigit buaya itu semuanya di desa Sepaso Selatan.
Binatang buaya ini beraksi dengan menyambar warga rata-rata waktunya senja menjelang magrib. Dan semuanya mengalami luka parah pada bagian kaki hingga paha.
Korban yang kakinya, paha sampai pantatnya robek bernama Hajjah To'ol berumur sekitar 52 tahun tinggal di RT 01 desa Sepaso Selatan.
Kemudian dua korban yang kakinya luka robek bernama Sai 27 tahun dan Hanafi 50 tahun keduanya warga RT 01 juga.
"Kalau kedua korban ini kakinya sudah ditarik buaya, namun dia sadar dan melawan dengan cara memukul mata buaya, makanya lepas dari giginya," kata Harianto menceritakan.
Sedangkan satu warga RT 03 adalah anak-anak kakinya sudah ditarik buaya namun ada kakaknya yang membantu makanya lepas dari musibah.
Sementara satu warga yang menjadi korban dan meninggal dunia itu warga desa lain. Namanya tidak kami ketahui, namun warganya mengatakan dia meninggal karena digigit buaya.
Sedangkan korban lainnya adalah anak-anak warga RT 01 desa Sepaso Barat. Dia juga sudah digigit buaya bagian kakinya, beruntung ada orang yang melihat dan mendorong buaya.
Selain tiga warga yang menjadi korban gigitan buaya, selama banjir banyak buaya bermunculan di pemukiman warga.
"Hampir setiap malam dan subuh warga di sekitar melihat buaya muncul dan naik ke darat. Warga dibuat ketakutan," katanya.
Yang terakhir seekor buaya berukuran besar tersangkut di kolong rumah salah satu warga. "Saat ini kondisi banjir belum ada tanda-tanda surut, bahkan terlihat naik" kata Harianto.
"Warga beramai-ramai menarik dan mendorong buaya itu masuk ke sungai. Warga tidak membunuhnya," katanya.
Sementara salah satu warga korban banjir, Intan yang tinggal di RT 03 desa Sepaso Selatan mengatakan rumhanya nyaris dimasukin buaya.
"Pagi-pagi buaya muncul dekat dapur, ukurannya lumayan besar dan panjang. Beruntung tidak masuk rumah kami padahal sudah penuh air banjir selama delapan hari," katanya.
Pewarta: Adi Sagaria
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: