Hong Kong (ANTARA News) - Lalu lintas yang padat terlihat mengalir melalui jantung kota Hong Kong untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua bulan setelah polisi membersihkan kamp protes pro-demokrasi kota dengan penangkapan massal, tapi aktivis bersumpah akan lanjutkan perjuangan mereka.

Sebelumnya jalan arteri timur hingga barat yang melalui distrik bisnis kota tersebut diblokir sejak September oleh aksi protes yang menurut demonstran telah mengubah hubungan Hong Kong dengan Beijing selamanya, dan telah mempolarisasi opini publik di kota.

Pada Kamis (11/12) petugas kepolisian telah menyapu kawasan bisnis yang menjadi lokasi pusat protes di Admiralty, membersihkan jalan tol dan menangkap lebih dari 200 pengunjuk rasa.

Para demonstran menyerukan pemilu yang sepenuhnya bebas untuk memilih pemimpin kota Hong Kong pada 2017, namun Beijing bersikeras untuk mengajukan calon dari komite loyalisnya, yang diserukan oleh demonstran sebagai kandidar antek pro-Tiongkok.

Demonstran merasa pendudukan berkepanjangan mereka telah menempatkan gerakan demokrasi dalam agen
da dengan Beijing dan pemerintah daerah, setelah memacetkan kote tersebut dan mengerahkan puluhan ribu demontran di jalan sebagai kekuatannya.

Namun usaha tersebut tidak mencapai sebuah konsesi baik dari Hong Kong maupun Beijing, malah mengatakan aksi tersebut sebagai "ilegal".

Meskipun demikian, para pemimpin protes mengatakan mereka akan terus mendorong reformasi.

"Jika kita berjuang dengan lama, pasti kita tidak memiliki sumberdaya seperti yang dimiliki pemerintah," kata pemimpin mahasiswa remaja Joshua Wong Kamis.

Sebaliknya gerakan tersebut dibutuhkan untuk menggembleng dukungan para pemilih muda, banyak dari mereka terlibat dengan politik untuk pertama kalinya selama protes massal.

"Jika kita mendapatkan dukungan dari orang-orang muda mengenai demokrasi ... ada kesempatan yang lebih besar untuk mencapai hak pilih universal," tambah Wong.

Pemimpin Kampanye Occupy Central, Benny Tai, memperingatkan masih akan ada tindakan di masa mendatang.

"Jika masalah reformasi politik tidak ditangani dengan tepat saya percaya tahap berikutnya akan ada tindakan perlawanan baru. Apakah itu pekerjaan jangka panjang ? Mungkin tidak," kata Tai.

Tai menyerahkan diri ke polisi pekan lalu dalam upaya simbolik untuk menraik para demonstran dari jalanan di tengah bentrokan, namun hanya diperintahkan untuk kembali tanpa dikenakan sanksi atau ditangkap.


Suara koheren

Analis mengatakan gerakan pro-demokrasi oleh mahasiswa untuk legislator harus menjadi lebih koheren jika ingin mencapai sebuah konsesi politik.

"Mereka perlu bersatu untuk menciptakan koalisi yang layak dari para pemangku kepentingan," kata analis politik Willy Lam dari Universitas Cina Hong Kong.

"Mereka harus bertindak bersama-sama untuk melobi dan bernegosiasi dengan administrasi Hong Kong dan Beijing. Selain itu juga akan memberikan kesan menyuarakan satu suara dan jauh lebih terorganisir kepada masyarakat Hong Kong," kata Lam.

Dukungan publik kepada gerakan tersebut berangsur berkurang ketika protes berminggu-mingg itu berlalu dan kampanye pecah ke arah yang berbeda.

Beberapa juga memberikan dukungan kepada kepolisian dalam membersihkan lokasi prostes di Admiralty.

"Saya pikir usaha pembersihan oleh polisi adalah benar karena mereka melanggar hukum," kata salah seorang PNS George (46).

Tetapi ada juga yang menyatakan kekecewaannya dan gerakan tersebut sebaiknya dilanjutkan.

"Saya sangat tertekan aksi itu selesai," kata pekerja di bidang properti Kim Lo (34).

"Saya pikir sekarang kita harus duduk dan berpikir apa yang kita inginkan. Kita perlu menyebarkan pesan, untuk membantu benih tumbuh. Saya berpikir kita jangan kembali turun ke jalan terlebih dahulu," tukas Lo.
(A050/AK)