Mataram (ANTARA News) - Dinas Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Barat mengembangkan budi daya udang galah bersama padi sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan dan meningkatkan kesejahteraan para petani.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Nusa Tenggara Barat (NTB) Aminollah, di Mataram, Kamis menjelaskan budi daya dengan sistem udang galah dan padi (Ugadi) memadukan budi daya udang dan padi dalam suatu hamparan sawah, sehingga dapat meningkatkan produksi sawah melalui hasil padi dan ikan.

"Sistem usaha minapadi dengan pola Ugadi akan mampu mencegah alih fungsi lahan sawah, mencegah urbanisasi dan mendukung ketahanan pangan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani atau pembudi daya," katanya.

Dia mengatakan, pengembangan budi daya Ugadi didukung Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui kegiatan percontohan Ugadi yang dilaksanakan di Desa Tapon dan Aikbukaq, Kabupaten Lombok Tengah, dan Desa Joben dan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur.

Panen perdana percontohan Ugadi dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebijakto, bersama Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi dan Bupati Lombok Timur beberapa bulan lalu.

Kegiatan panen perdana berlangsung di areal kelompok pembudidaya "Batu Tambun" Desa Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, dengan hasil panen udang sekitar 800 kilogram.

Total hasil penjualan padi dan udang dari percontohan Ugadi di kelompok pembudidaya "Batu Tambun" mencapai Rp53 juta lebih dengan keuntungan bersih sebesar Rp23,5 juta setelah dipotong biaya produksi Rp29,4 juta.

"Hasil panen kelompok yang menjadi percontohan dipasarkan ke beberapa hotel dan restoran di Mataram," ucap Aminollah.

DKP NTB, kata dia, akan terus berupaya melakukan pemenuhan kebutuhan pangan yang berasal dari ikan air tawar, di samping ikan laut.

Kegiatan budi daya mutlak harus dilakukan guna mendukung peningkatan produksi perikanan dan ketahanan pangan, sampai terwujudnya swasembada pangan nasional sesuai keinginan Presiden Joko Widodo.

Menurut dia, pola budi daya sistem mina padi menjadi salah satu alternatif untuk mewujudkan ketahanan pangan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan para petani, terlebih potensi areal budi daya mina padi di NTB, cukup luas, yakni mencapai 12.594 hektare, namun pemanfaatannya baru mencapai 991 ha.