New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah dunia berbalik naik atau "rebound" dari tingkat terendah lima tahun terakhir pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena beberapa investor mulai kembali melakukan pembelian.

Minyak mentah jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, naik 77 sen menjadi 63,82 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari, naik 65 sen menjadi ditutup pada 66,84 dolar AS per barel di perdagangan London.

Harga minyak mentah anjlok pada Senin karena negara-negara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mulai melakukan persaingan harga.

Irak, produsen terbesar kedua di OPEC setelah Arab Saudi, menurunkan harga jual resmi untuk pelanggan dari Asia pada Senin. Langkah itu muncul beberapa hari setelah Saudi Arabian Oil Co, perusahaan minyak terbesar Arab, menyatakan rencana untuk menurunkan harga jual resmi ke Asia mulai bulan depan.

OPEC, yang menghasilkan sepertiga dari minyak mentah dunia, mempertahankan pagu produksi kolektifnya 30 juta barel per hari dalam pertemuan di Wina pada 27 November.

Analis berpendapat bahwa negara-negara OPEC tidak berniat untuk mengurangi produksi mereka, tetapi memutuskan untuk membiarkan pasar menentukan harga minyak mentah. OPEC memproduksi 30,56 juta barel minyak mentah per hari pada November, melampaui target resmi untuk bulan keenam berturut-turut.

Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Selasa memangkas proyeksi harga minyak mentah sebesar 15 dolar AS dalam menanggapi keputusan OPEC dan meningkatnya produksi AS. EIA memperkirakan bahwa minyak mentah AS dan Brent akan masing-masing akan mencapai rata-rata 62,75 dolar AS dan 68,08 dolar AS pada 2015.

Harga minyak mentah juga naik karena dolar AS terdepresiasi terhadap mata uang lainnya. Melemahnya greenback membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih murah dan lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya, demikian Xinhua.

Penerjemah: Apep Suhendar