21 tewas dalam terjangan badai Hagupit di Filipina
9 Desember 2014 12:34 WIB
Seorang warga berjalan di tengah angin kencang dan hujan deras akibat Topan Hagupit yang menghantam kota Atimonan, provinsi Quezon, Filipina, Senin (8/12). Ratusan ribu warga Filipina mulai kembali ke rumah-rumah mereka yang rusak akibat topan kuat akhir pekan lalu, namun Filipina menarik napas lega dengan adanya rencana evakuasi massal yang tampaknya berhasil meminimalisir jatuhnya korban. (REUTERS/Romeo Ranoco)
Manila (ANTARA News) - Setidaknya 21 orang tewas di Filipina tengah karena terjangan topan Hagupit (nama lokal Ruby), kata Palang Merah Filipina (PRC), Senin.
Sekretaris Jenderal Palang Merah Gwendolyn Pang mengatakan bahwa 16 korban jiwa berasal dari Borongan, Provinsi Samar Timur; masing-masing seorang di Provinsi Samar Utara dan Samar; dan tiga di Provinsi Iloilo.
Sebagian besar korban tenggelam setelah banjir bandang terjadi, kata PRC.
Termasuk dalam hitungan Palang Merah adalah dua orang yang meninggal akibat hipotermia dan secara resmi telah dilaporkan oleh Pengurangan Bencana Nasional dan Manajemen (NDRRMC) yang dikelola negara.
Kelas-kelas sekolah di semua tingkatan dan pegawai pemerintah yang bekerja di tiga wilayah termasuk Metro Manila dihentikan pada Senin karena Hagupit diperkirakan mempengaruhi metropolis pada hari-hari berikutnya.
Hagupit kini telah melemah dan sudah diturunkan ke status badai tropis, kata lembaga peramal cuaca negara.
(AK)
Sekretaris Jenderal Palang Merah Gwendolyn Pang mengatakan bahwa 16 korban jiwa berasal dari Borongan, Provinsi Samar Timur; masing-masing seorang di Provinsi Samar Utara dan Samar; dan tiga di Provinsi Iloilo.
Sebagian besar korban tenggelam setelah banjir bandang terjadi, kata PRC.
Termasuk dalam hitungan Palang Merah adalah dua orang yang meninggal akibat hipotermia dan secara resmi telah dilaporkan oleh Pengurangan Bencana Nasional dan Manajemen (NDRRMC) yang dikelola negara.
Kelas-kelas sekolah di semua tingkatan dan pegawai pemerintah yang bekerja di tiga wilayah termasuk Metro Manila dihentikan pada Senin karena Hagupit diperkirakan mempengaruhi metropolis pada hari-hari berikutnya.
Hagupit kini telah melemah dan sudah diturunkan ke status badai tropis, kata lembaga peramal cuaca negara.
(AK)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014
Tags: