Warga diimbau waspadai dampak siklon Hagupit
8 Desember 2014 08:49 WIB
ILUSTRASI-Angin kencang dan ombak besar akibat Topan Hagupit menghantam dinding laut di Kota Legazpi, provinsi Albay, Luzon selatan, Filipina, Minggu (7/12). (REUTERS/Stringer)
Kupang (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat umum dan nelayan yang tengah beraktivitas di darat maupun laut untuk mewaspadai dampak dari Siklon Hagupit yang tengah menerjang Filipina.
"Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini dampak Siklon Hagupit itu, sehingga perlu waspada untuk menghindari dampak ikutan dari Topan tersebut merambat ke Indonesia termasuk NTT," kata Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana, Kupang, Juli Setyanto, di Kupang, Senin.
Ciri khas dari siklon itu antara lain, hujan ringan hingga sedang berpotensi terjadi terus menerus khusus untuk wilayah Kalimantan Barat bagian Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Papua Barat dan bahkan NTT bagian Selatan dan Utara.
Selain itu katanya gelombang laut dengan tinggi dua hingga tiga meter muncul di Perairan Kepulauan Sangihe, Laut Maluku bagian Utara, Laut Halmahera, Perairan Timur Halmahera, Perairan Raja Ampat, Perairan Utara Papua Barat dan sekitar Laut Timor dan Selat Sumba.
"Gelombang laut dengan tinggi tiga hingga empat meter terjadi di Perairan Kepulauan Talaud, Perairan Utara Halmahera, Samudera Pasifik Utara Halmahera dan Papua sehingga masyarakat diimbau untuk selalu waspada," katanya.
Sebelumnya Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengimbau masyarakat di wilayah Sulwesi dan Kalimantan diimbau untuk waspada terhadap dampak Siklon Hagupit yang diperkirakan akan menerjang Filipina.
Topan tersebut memasuki daratan dari Samudra Pasifik ke permukiman nelayan terpencil di Pulau Samar pada Sabtu malam (6/12), dengan angin berkecepatan 210 kilometer per jam, kata lembaga cuaca setempat, Pagasa.
Kekuatan angin saat topan tersebut memasuki daratan membuat Hagupit jadi topan paling kuat yang menerjang Filipina tahun ini, melampaui kekuatan topan yang pada Juli menewaskan lebih dari 100 orang.
Dalam 10 tahun terakhir, lanjut dia, beberapa siklon besar yang menerjang Filipina, antara lain Siklon Haiyan (November 2013, 7.300 orang tewas), Bopha (Desember 2012, 1.901 tewas), Washi (Desember 2011, 1.268 tewas), Fengshen (Juni 2008, 1.410 tewas), Durian (Desember 2006, 1.399 tewas), dan Winnie (November 2004, 1.593 tewas).
"Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini dampak Siklon Hagupit itu, sehingga perlu waspada untuk menghindari dampak ikutan dari Topan tersebut merambat ke Indonesia termasuk NTT," kata Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana, Kupang, Juli Setyanto, di Kupang, Senin.
Ciri khas dari siklon itu antara lain, hujan ringan hingga sedang berpotensi terjadi terus menerus khusus untuk wilayah Kalimantan Barat bagian Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Maluku Utara, dan Papua Barat dan bahkan NTT bagian Selatan dan Utara.
Selain itu katanya gelombang laut dengan tinggi dua hingga tiga meter muncul di Perairan Kepulauan Sangihe, Laut Maluku bagian Utara, Laut Halmahera, Perairan Timur Halmahera, Perairan Raja Ampat, Perairan Utara Papua Barat dan sekitar Laut Timor dan Selat Sumba.
"Gelombang laut dengan tinggi tiga hingga empat meter terjadi di Perairan Kepulauan Talaud, Perairan Utara Halmahera, Samudera Pasifik Utara Halmahera dan Papua sehingga masyarakat diimbau untuk selalu waspada," katanya.
Sebelumnya Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengimbau masyarakat di wilayah Sulwesi dan Kalimantan diimbau untuk waspada terhadap dampak Siklon Hagupit yang diperkirakan akan menerjang Filipina.
Topan tersebut memasuki daratan dari Samudra Pasifik ke permukiman nelayan terpencil di Pulau Samar pada Sabtu malam (6/12), dengan angin berkecepatan 210 kilometer per jam, kata lembaga cuaca setempat, Pagasa.
Kekuatan angin saat topan tersebut memasuki daratan membuat Hagupit jadi topan paling kuat yang menerjang Filipina tahun ini, melampaui kekuatan topan yang pada Juli menewaskan lebih dari 100 orang.
Dalam 10 tahun terakhir, lanjut dia, beberapa siklon besar yang menerjang Filipina, antara lain Siklon Haiyan (November 2013, 7.300 orang tewas), Bopha (Desember 2012, 1.901 tewas), Washi (Desember 2011, 1.268 tewas), Fengshen (Juni 2008, 1.410 tewas), Durian (Desember 2006, 1.399 tewas), dan Winnie (November 2004, 1.593 tewas).
Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014
Tags: