Palembang (ANTARA News) - "Loh jadi siapa yang harus saya marahi ini?," kata Presiden Joko Widodo sambil tersenyum ketika ada petani karet yang mengeluhkan jatuhnya harga jual karet saat mengunjungi Sekolah Peternakan Rakyat di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan.

Seorang petani karet, sore itu menumpahkan keluh kesahnya karena harga karet yang dijualnya hanya Rp5.000 per kilogram dari harga sebelumnya yang pernah mencapai kisaran Rp10.000 hingga Rp15.000.

"Bagaimana ini pak, dengan kenaikan harga (barang kebutuhan lainnya-red) terus terang kami kesulitan dengan situasi ini, tolonglah pak pemerintah bisa tentukan harganya," kata petani tersebut.

Presiden kemudian menjelaskan bahwa harga karet ditentukan oleh pasar karet internasional dan memang mengalami fluktuasi.

"Bahan mentah karet sekarang ini yang menentukan pasar dunia, tiga bulan lalu sudah saya sampaikan agar ada pabrik di Sumatera Selatan tetapi yang memproduksi barang jadi, stabilitas harga akan bisa dikendalikan, pasar dunia tidak mungkin kita kendalikan itu, kita sekarang proses pabrik yang mengolah karet jadi barang jadi, sampai kapanpun harga (karet dunia-red) tidak bisa kita kendalikan," papar Presiden.

Presiden kemudian minta petani untuk bersabar karena memang pemerintah sampai saat ini masih terus mengupayakan pendirian pabrik yang memproduksi karet menjadi barang jadi sehingga memiliki nilai lebih.