Batam (ANTARA News) - Bank Indonesia Kepulauan Riau mengaji pengembangan uang elektronik sebagai alat pembayaran transportasi laut jarak pendek di wilayah itu demi mengurangi transaksi tunai.
Kepala BI Kepri Gusti Raizal Eka Putra di Batam Kepri, Jumat, mengatakan pihaknya menargetkan uang elektronik dan tiket elektronik sudah bisa diterapkan pada 2015.
"Nantinya kalau mau ke Tanjungpinang misalnya, tinggal pake e-money. Kami ingin seperti di Jakarta yang sudah menerapkannya pada Busway," kata dia.
BI segera melakukan kerja sama dengan otoritas pelabuhan domestik, perbankan dan pelaku industri pelayaran untuk menerapkan pelayanan itu.
Menurut dia, selain meminimalkan transaksi tunai, uang elektronik juga akan mempercepat transaksi di pelabuhan, sehingga mengurangi antrean panjang penumpang di terminal pelabuhan.
Sementara itu, berdasarkan data BI, pembayaran tunai pada triwulan III tahun 2014 meningkat dibandingkan periode sebelumnya. Berdasar kajian BI, meningkatnya transaksi tunai itu disebabkan kebutuhan uang tunai yang melonjak selama lebaran dan liburan anak sekolah.
BI mencatat arus kas masuk mencapai Rp1 triliun meningkat sekitar 26,8 persen (yoy), sementara total arus kas ke luar Rp3,1 triliun atau. Turun 0,1 persen (yoy).
Data juga menunjukkan nilai transaksi kliring dan Real Time Gross Settlement System (RTGS) masing-masing sebesar Rp4,1 triliun dan Rp23,5 triliun, atau tumbuh masing-masing sebesar negatif 15,5 persen (yoy) dan negatif 7,9 persen (yoy).
BI mendorong Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) demi perekonomian yang lebih efisien dan pengelolaan keuangan masyarakat, pelaku bisnis dan lembaga pemerintah yang lebih baik.
BI telah bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintah untuk mengembangkan transaksi non tunai, di antaranya Pemprov DKI Jakarta.
BI kaji uang elektronik alat pembayaran pelayaran
6 Desember 2014 00:06 WIB
ILUSTRASI (ANTARANews.com)
Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: