Personel Misi PBB positif tertular Ebola di Liberia
5 Desember 2014 14:38 WIB
Petugas kesehatan dari Medicins Sans Frontieres (MSF) mempersiapkan diri di kamp isolasi ELWA saat kunjungan Koordinator Sistem Senior Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Ebola David Nabarro, di kamp tersebut di Monrovia, Liberia, Sabtu (23/8).(REUTERS/2Tango)
New York (ANTARA News - Misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Liberia (United Nations Mission in Liberia/UNMIL) menyatakan seorang personel militernya positif tertular Penyakit Virus Ebola dan menjalani perawatan di Unit Perawatan Ebola di Monrovia, ibu kota negara Afrika Barat itu.
Kepala Misi, Karin Landgren, pada Kamis (4/2) mengatakan bahwa UNMIL telah mengambil tindakan segera untuk mencegah penularan lebih lanjut, kata Juru Bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa Stephane Dujarric dalam taklimat harian.
Liberia adalah satu dari tiga negara di Afrika Barat yang paling parah dilanda wabah Ebola awal tahun ini. Dua negara yang lain adalah Sierra Leone dan Guinea.
"Sejalan dengan protokol Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tim medis UNMIL telah melancarkan pelacakan kontak segera untuk memastikan semua yang melakukan kontak dengan individu yang mengalami gejala telah diperiksa dan dikarantina," kata Dujarric.
Ia mengatakan semua area yang pernah didatangi individu saat mengalami gejala sudah didesinfektasi.
"Enam-belas kontak telah diidentifikasi setakat ini," kata Dujarric seperti dilansir kantor berita Xinhua.
Menurut dia, kasus Ebola tersebut merupakan yang ketiga yang terjadi pada anggota misi, setelah satu kasus sudah dikonfirmasi dan satu kasus masih dugaan yang tidak bisa dikonfirmasi.
"Keduanya mengakibatkan kematian anggota staf masing-masing pada 13 Oktober dan 25 September," kata juru bicara tersebut.
Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Ebola David Nabarro berada di Bamako, Mali, pada Rabu (3/12).
Ia membahas situasi terkini dan tindakan yang dilakukan selama serangkaian pertemuan dengan presiden, menteri kesehatan dan kesehatan masyarakat, dan wakil lain pemerintah Mali, serta Misi PBB untuk Respons Darurat Ebola (UNMEER) di Mali Dr. Ibrahima Soce Fall --Wakil Misi Stabilisasi Terpadu Banyak Dimensi di Mali (MINUSMA), WHO dan Program, Dana dan Lembaga PBB.
UN Mission for Ebola Emergency Response (UNMEER), misi kesehatan darurat pertama PBB, akan dibentuk sebagai reaksi terhadap wabah yang tak pernah ada sebelumnya itu.
Misi PBB tersebut akan bersifat sementara dan akan menanggapi kebutuhan segera berkaitan dengan upaya memerangi Ebola.
"Dr. Nabarro mengatakan bahwa ada keterlibatan besar dari seluruh warga dalam urusan respons terhadap Ebola dan pemerintah bekerja secara efektif," kata Dujarric.
Ia menyatakan fokus dan perhatian terhadap wabah penyakit mematikan itu dijaga tetap tinggi bahkan jika jumlah kasus sudah sedikit dan sampai orang terakhir yang terserang menjalani perawatan.
Nabarro juga mengatakan selama ada Ebola di setiap negara tetangga, Mali perlu mempertahankan kesiagaan.
"UNMEER telah menerima 400 sepeda motor dari Jerman. Setiap sepeda motor dilengkapi dengan boks pendingin dan akan digunakan untuk membawa sampel darah ke laboratorium di daerah paling terdampak di Sierra Leone, Liberia dan Guinea," kata Dujarric. (Uu.C003)
Kepala Misi, Karin Landgren, pada Kamis (4/2) mengatakan bahwa UNMIL telah mengambil tindakan segera untuk mencegah penularan lebih lanjut, kata Juru Bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa Stephane Dujarric dalam taklimat harian.
Liberia adalah satu dari tiga negara di Afrika Barat yang paling parah dilanda wabah Ebola awal tahun ini. Dua negara yang lain adalah Sierra Leone dan Guinea.
"Sejalan dengan protokol Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tim medis UNMIL telah melancarkan pelacakan kontak segera untuk memastikan semua yang melakukan kontak dengan individu yang mengalami gejala telah diperiksa dan dikarantina," kata Dujarric.
Ia mengatakan semua area yang pernah didatangi individu saat mengalami gejala sudah didesinfektasi.
"Enam-belas kontak telah diidentifikasi setakat ini," kata Dujarric seperti dilansir kantor berita Xinhua.
Menurut dia, kasus Ebola tersebut merupakan yang ketiga yang terjadi pada anggota misi, setelah satu kasus sudah dikonfirmasi dan satu kasus masih dugaan yang tidak bisa dikonfirmasi.
"Keduanya mengakibatkan kematian anggota staf masing-masing pada 13 Oktober dan 25 September," kata juru bicara tersebut.
Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Ebola David Nabarro berada di Bamako, Mali, pada Rabu (3/12).
Ia membahas situasi terkini dan tindakan yang dilakukan selama serangkaian pertemuan dengan presiden, menteri kesehatan dan kesehatan masyarakat, dan wakil lain pemerintah Mali, serta Misi PBB untuk Respons Darurat Ebola (UNMEER) di Mali Dr. Ibrahima Soce Fall --Wakil Misi Stabilisasi Terpadu Banyak Dimensi di Mali (MINUSMA), WHO dan Program, Dana dan Lembaga PBB.
UN Mission for Ebola Emergency Response (UNMEER), misi kesehatan darurat pertama PBB, akan dibentuk sebagai reaksi terhadap wabah yang tak pernah ada sebelumnya itu.
Misi PBB tersebut akan bersifat sementara dan akan menanggapi kebutuhan segera berkaitan dengan upaya memerangi Ebola.
"Dr. Nabarro mengatakan bahwa ada keterlibatan besar dari seluruh warga dalam urusan respons terhadap Ebola dan pemerintah bekerja secara efektif," kata Dujarric.
Ia menyatakan fokus dan perhatian terhadap wabah penyakit mematikan itu dijaga tetap tinggi bahkan jika jumlah kasus sudah sedikit dan sampai orang terakhir yang terserang menjalani perawatan.
Nabarro juga mengatakan selama ada Ebola di setiap negara tetangga, Mali perlu mempertahankan kesiagaan.
"UNMEER telah menerima 400 sepeda motor dari Jerman. Setiap sepeda motor dilengkapi dengan boks pendingin dan akan digunakan untuk membawa sampel darah ke laboratorium di daerah paling terdampak di Sierra Leone, Liberia dan Guinea," kata Dujarric. (Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014
Tags: