Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak melemah tiga poin menjadi Rp12.297 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.294 per dolar AS.

"Faktor eksternal masih menjadi faktor mata uang rupiah mengalami tekanan. Dolar AS cenderung menguat di tengah kondisi bearish mata uang yen Jepang dan euro," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra.

Hasil keputusan rapat Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan menambah stimulusnya, rentan memicu pelemahan kurs euro sehingga memperkuat dolar AS di pasar uang dunia. Dengan demikian, ujarnya, terbuka kemungkinan bagi rupiah untuk melanjutkan pelemahannya.

Di sisi lain, lanjut dia, penguatan dolar AS juga didukung dengan meningkatnya aktivitas sektor jasa Amerika Serikat dan optimisme laporan Feds Beige Book atas kondisi perekonomian AS, membuat investor lebih yakin dengan keberlanjutan pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam itu.

Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan, pelemahan mata uang rupiah masih tertahan seiring dengan langkah Bank Indonesia yang cukup aktif melakukan intervensi di pasar uang domestik.

"Rupiah melemah bersama dengan beberapa mata uang lainnya di Asia. BI menyatakan telah melakukan intervensi untuk mengurangi tekanan pelemahan," katanya.

Menurut dia, kurs rupiah diperkirakan masih akan berada dalam area pelemahan walaupun ruang depresiasinya sudah semakin terbatas.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis (4/12) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.318 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp12.295 per dolar AS.