London (ANTARA News) - Pangeran Harry mengungkapkan salah satu ketakutan terbesarnya di depan umum, seperti yang dilakukan para selebriti lainnya, sebagai bagian dari kampanye online untuk mengurangi stigma yang terkait dengan HIV/AIDS.

Dengan mengungkapkan ketakutan dan kebiasan buruk mereka, diantaranya penyanyi asal Inggris Paloma Faith dan artis asal Amerika Nicole Scherzinger, kampanye tersebut ingin mendorong semua orang untuk berbagi rahasia mereka menggunakan hashtag #FeelNoShame.

Pangeran Harry (30), pewaris keempat tahta Inggris, mengatakan ribuan anak meninggal sia-sia karena HIV setiap tahunnya dikarenakan mereka merahasiakan penyakitnya.

HIV adalah penyebab terbesar kedua kematian di antara mereka yang berusia antara 10 dan 19 tahun di seluruh dunia dan merupakan pembunuh utama di Afrika.

"Salah satu isu tragis adalah rasa malu dan stigma yang terkait dengan HIV," kata Pangeran Harry dalam sebuah pernyataan saat ia meluncurkan kampanye hari AIDS sedunia, seperti dikutip Reuters.

"Hal ini menyebabkan ribuan anak-anak meninggal setiap tahun karena mereka menjaga kerahasiaan penyakit mereka dan tidak mendapatkan perhatian medis yang mereka butuhkan," tambahnya.

Kampanye #FeelNoShame milik badan amal Sentebale yang didirikan oleh Pangeran Harry dan Pangeran Seeiso dari Lesotho pada tahun 2006 bertujuan untuk mencegah penyebaran virus dengan mendorong orang yang terkena dampak HIV untuk berbicara dan mencari dukungan, dengan fokus khusus untuk membantu anak-anak dengan HIV-positif di Lesotho.

Menurut PBB, Lesotho memiliki prevalensi tertinggi ketiga HIV/AIDS di dunia dan memiliki 38.000 anak dengan HIV-positif.

"Percaya atau tidak, aku sangat gugup sebelum berbicara di depan umum, tidak peduli seberapa besar kerumunan atau penonton," ungkap Pangeran Harry dalam sebuah video di YouTube.

Sementara itu, Paloma Faith mengaku sering menghabiskan waktu berjam-jam untuk melihat profil orang lain di situs foto Instagram dan mengkonsumsi cokelat saat merasa tertekan dan marah.

Sedangkan Scherzinger (36), seorang mantan anggota Pussycat Dolls dan juri dalam ajang pencarian bakat "The X Factor", mengungkapkan bahwa ia sering tidak merasa "layak" atau "cukup", demikian Reuters.