Jakarta (ANTARA News) - Inisiator Gerakan Regenerasi Kepemimpinan Partai Golongan Karya (Golkar) Agun Gunandjar Sudarsa menyerukan kepada peserta melalui Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di Musyawarah Nasional (Munas) IX Golkar di Nusa Dua, Bali, menyelamatkan partainya secara jujur dan berani.
"Kepada seluruh DPD inilah saatnya untuk jujur dan berani menyelamatkan partai dari oligarki yang penuh tekanan dan ancaman, gunakanlah kesempatan baik ini," ujar Agun melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu malam.
Agun, yang juga anggota Tim Penyelamat Partai Golkar, meminta peserta munas untuk tidak terlalu mudah mendengarkan pidato Aburizal Bakrie, yang menurutnya merupakan pemutarbalikan fakta.
Ia mengemukakan, mendapatkan laporan bahwa sidang Komisi A di dalam munas Bali diputuskan secara sepihak, dan diketok dalam posisi banyak peserta rapimnas melakukan protes dengan posisi berdiri. Pengambilan keputusan juga tidak meminta persetujuan lebih dahulu peserta sidang komisi.
"Terjadi keributan yang hampir chaos, seperti dalam rapat pleno DPP tanggal 24 dan 25 November lalu dengan agenda persiapan munas, di mana Aburizal tidak dapat menyelenggarakan sampai tuntas," ujar Agun.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Aburizal Bakrie (ARB)
dalam pidato pembukaan Munas IX Golkar menegaskan, partainya adalah parpol matang dan tak mudah dipecah belah
oleh pihak manapun.
"Partai Golkar adalah partai yang matang, partai yang tidak mudah
dipecah-pecah. Golkar tidak mudah tumbang oleh angin yang kencang," katanya di Bali Internasional Convention Center, Nusa Dua, Bali,
Minggu malam.
Ia menyebutkan, Golkar adalah partai yang mengedepankan nilai-nilai persaudaraan.
"Siapa
pun yang terpilih, Golkar akan terus besar, kawal pemerintah. Mari kita
buktikan berpolitik yang matang dengan usia yang ke 50 tahun ini,"
ujarnya menambahkan.
Agun serukan peserta Munas Bali selamatkan Golkar
30 November 2014 23:15 WIB
Agun Gunanjar Sudarsa bersama wartawan. (ANTARA/Wahyu Putro A.)
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014
Tags: