Jakarta (ANTARA News) - Jazz Goes to Campus 2014 memberikan penghargaan kepada musisi jazz Indonesia yang terbalut dalam JGTC Choice Awards.

"JGTC Choice Awards sebagai apresiasi tertinggi untuk 5 kategori semua kalangan segmen musisi jazz Tanah Air," kata Arinda Purwandari, Program Director JGTC 2014, dalam konferensi pers penyerahan JGTC Choice Awards di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Minggu.

Dalam penghargaan tersebut, JGTC melibatkan beberapa juri, seperti Frans Sartono, David Taringan, Agus Basuni, David Karto dan Yance Manusama.

"Karena kami anak ekonomi, pengetahuan jazz kami terbatas, sehingga kami meminta tolong juri panel," kata Arinda.

Untuk proses penilaiannya sendiri, ia mengatakan, 50 persen dari panitia JGTC dan 50 persen juri panel.

Lima kategori yang diberikan, dikemukakannya, yakni Young Talent, Album Choice of The Year, Life Time Achievement, Best New Comer dan Most Dedicated.

Kategori Young Talent diberikan kepada musisi jazz dibawah 20 tahun, dan tahun ini kategori tersebut jatuh pada Joey Alexander.

"Bisa dikatakan dia anak ajaib, dia bermain piano seperti orang lima tahun lebih tua, bahkan ekspresinya juga. Dia juga dikontrak di label luar," kata David Tarigan, salah seorang juri panel yang hadir dalam konferensi pers penyerahan JGTC Choice Awards.

Dalam kategori Album Choice of the Year yang tahun ini memiliki 20 nominasi, bukan hanya album dari pendatang baru, tapi juga artis senior, yang keluar dari 2013 akhir sampai 2014, diberikan kepada Gustu Pramanta Trio.

"Kategori ini selalu mengundang kontroversi, ini bukan sesuatu yang mudah. Kami mencari tidak sekedar baik saja, tapi kami memilih nilai album rekaman yang berbeda dari sebelumnya," kata David.

Kategori selanjutnya, Live Time Achievement diberikan kepada musisi Tanah Air yang menghabiskan hidupnya untuk mengembangkan musik jazz, dan kategori tersebut jatuh kepada Beny Mustafa.

Sementara itu, kategori Best New Comer diberikan kepada Tesla Manaf, musisi jazz asal Bandung yang baru-baru ini muncul ke permukaan musik jazz Indonesia dan telah merilis rekaman secara internasional.

"Musisi Jazz muncul memang karena kualitas, bukan karena popularitas karena Jazz itu musik yang real, tidak bisa dipalsukan," kata Frans Sartono, salah satu juri panel.

Untuk kategori terakhir, Most Dedicated diberikan kepada Tjut Nyak Deviana, yang dilihat dari pengabdiannya selama bertahun-tahun dalam musik Jazz. Menurut David Taringan, ia pantas mendapatkan penghargaan ini.

Dengan adanya JGCT Choice Awards ini, Arinda berharap dapat menjadi motivasi musisi-musisi jazz lain untuk terus berkarya.

"Kami berharap tahun depan lebih banyak musisi jazz Indonesia yang masuk dalam nominasi JGTC Choice Awards," katanya menambahkan.