Kediri (ANTARA News) - Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Kediri, Jawa Timur, memprioritaskan kawasan Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut/mdpl) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, untuk program konservasi pascaerupsi gunung tersebut pada Februari 2014.

Administratur Perum Perhutani KPH Kediri Maman Rosmantika, Minggu mengatakan, luas lahan perhutani yang terkena erupsi Gunung Kelud mencapai 700 hektare yang tersebar di sejumlah daerah, seperti di Kecamatan Ngancar, Pare, dan daerah lain.

"Kami rencanakan untuk penanaman 700 hektare, kurang lebih ada 650 bibit yang disiapkan," katanya dikonfirmasi.

Ia mengatakan, untuk persiapan tanam 2014 ini, selain menyiapkan bibit juga biji-bijian yang terdiri dari kaliandra merah, kaliandra putih, kedawung, serta sejumlah biji lainnya. Untuk biji, disiapkan sebanyak satu ton, dan disebar.

Biji itu sengaja disebar, sebab tidak memungkinkan jika biji-biji itu ditanam satu-satu, mengigat kondisi geografis yang dominan perbukitan. Biji-bijian itu juga sudah disebar, yang dilakukan bekerjasama dengan Pemkab Kediri.

Untuk bibit, Maman mengatakan lebih dominan ke tanaman produktif. Saat erupsi Gunung Kelud Februari silam, banyak tanaman yang mati, yang disebabkan terkena material erupsi yang panas.

Tanaman yang mati itu rata-rata tanaman yang berumur di bawah tiga tahun, sebab tidak mampu bertahan akibat material kelud yang panas tersebut, sedangkan yang berumur di atas tiga tahun mayoritas bisa bertahan. Untuk tanaman yang mati, akan diganti dengan tanaman yang baru.

"Nanti akan tambal sulam, karena tanaman banyak yang terkena debu dan pasir panas. Ke depan, untuk penghijauan, juga akan kami lakukan di sekitar sumber mata air," ujarnya.

Maman juga mengatakan, sebenarnya luas lahan yang akan ditanami dengan bibit yang baru di wilayah Perhutani Kediri, mencapai 2.500 hektare yang tersebar di Kabupaten Trenggalek, Tulungagung, Kabupaten/Kota Kediri, serta Nganjuk. Namun, untuk saat ini difokuskan di daerah yang terdampak erupsi kelud, agar tanaman hutan bisa kembali bersemi.

Gunung Kelud telah mengalami erupsi pada Februari 2014, dengan mengeluarkan material berupa batu, pasir, dan debu. Erupsi itu merusak ribuan rumah warga, ribuan hektare lahan pertanian, serta kawasan hutan yang berada di daerah kaki Gunung Kelud.

Pemkab Kediri juga sudah menyiapkan program untuk penghijauan terutama di daerah yang terdampak erupsi. Bahkan, pemda berencana meminjam helikopter untuk menyebar biji-bijian, di sekitar kawasan Gunung Kelud, agar lebih merata. Di daerah Kelud, dikelilingi hutan lindung dengan luas sekitar tiga hektare.