Modifikasi Jap Style kian digandrungi
27 November 2014 20:24 WIB
Seorang pengunjung melihat motor yang sedang dimodifikasi Jap Style di bengkel 32 Custom Djakarta di kawasan Kemang, Jakarta, Kamis (27/11/14). (ANTARA News/Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Modifikasi sepeda motor bergaya Jap atau Jap Style kian digandrungi para kaum muda Indonesia belakangan ini.
Tidak hanya motor tua buatan tahun 70 dan 80-an, kendaraan baru keluaran tahun 2000-an pun banyak yang diubah menjadi bertampilan Jap Style, gaya modifikasi asal Negeri Sakura.
Modifikasi Jap Style merupakan tren perubahan kerangka dan tampilan motor menjadi gaya klasik dan unik. Tren ini membuat banyak bengkel motor terutama bengkel custom kebanjiran order untuk mewujudkan keinginan pecinta Jap Style.
Salah seorang pemilik bengkel custom "Baru Motor Sport", Ariawan Wijaya, mengatakan kebutuhan aksesoris untuk memodifikasi motor, termasuk custom Jap Style, sangat tinggi.
Menurut pemilik bengkel yang sudah bertahun-tahun berkecimpung di dunia modifikasi itu, biaya modifikasi Jap Style di bengkelnya berbiaya antara Rp10 juta - Rp15 juga hingga ada yang mencapai Rp100 juta.
"Yang mahal biasanya pemilik hanya membawa mesin saja dan kami mesti buat kerangka, tangki, dan lainnya," ungkapnya di Pal Merah, Jakarta.
Dia mengatakan modifikasi motor bisa mahal dan murah disebabkan karena ada konsep, bagian perubahan motor, kebutuhan onderdil, dan aksesoris yang dibutuhkan sehingga harganya bervariasi.
"Karena modifikasi dari budget yang termurah hingga tertinggi pasti ada dan kebutuhan setiap motor yang akan dimodifikasi pasti berbeda," katanya.
Menurut Ariawan gaya bengkelnya memodifikasi motor lebih kepada gaya sport yang memiliki ciri-ciri tersendiri seperti Harley Davidson ke gaya pro street, cafe racer ke gaya neo cafe racer dan Jap Style ke gaya sport.
"Orang yang datang berbagai macam jadi kami melayani semua keinginan customer sampai modifikasi Jap Style lebih ke arah sporty yang memakai velg racing dan sebagainya," kata pria berbadan besar itu.
Ariawan mengatakan tren modifikasi Jap Style di Indonesia hanya sebatas ikut tren dan gaya di luar negeri dan hanya sedikit yang membawa desain gambar sendiri.
"Di Indonesia belum sebagai tren setter namun lebih kepada follower, biasanya pemilik sudah membawa gambar jadi dari Internet, tapi ada yang membawa desain sendiri akan tetapi alirannya begitu-begitu saja," katanya.
Beberapa suku cadang populer yang digunakan untuk modifikasi Jap Style, menurut Ariawan, antara lain shock depan yang harganya Rp1,7 juta, lampu model CB seharga Rp350 ribu sampai Rp750 ribu, tanki sesuai dengan modelnya dan knalpot prospeed dengan harga paling murah Rp1,5 juta.
"Biasanya sepuluh orang yang memodifikasi Jap Style pasti rata menggunakan Shock depan Byson karena murah dan besar, kalau pakai aksesoris motor gede pasti mahal dan umurnya sudah tua dan rekondisi," katanya.
Ariawan mengaku motor batang tahun muda juga banyak yang diubah ke konsep Jap Style. salah satunya Suzuki Thunder 250 cc, Tiger 2000, Kawasaki Ninja, dan Mega Pro yang sudah dilirik untuk dimodifikasi ke gaya motor Jepang klasik tahun 80-an.
"Sekarang sudah banyak motor yang baru tahun 2000-an diubah ke gaya Jap Style dibanding yang tahun jadul dan lebih ke sporty-nya karena mencari aksesorisnya lebih mudah dan gampang mengubah motornya," katanya.
Pria asal Jawa Tengah tersebut mengaku proses pembuatannya cukup mudah diawali dengan konsep disertai mengukur dimensi motor dari gambar dengan yang aslinya dan tinggal potong rangka dan diubah sesuai keinginan pemilik motor.
"Contoh yang di gambar itu di terjemahkan ke dalam motor yang akan dibuat dan ada perhitungan dengan memakai alat khusus," akunya.
Ariawan mengaku mulanya membuka bengkel modifikasi berkonsep sport, tapi seiring perkembangan dan permintaan ia beralih ke gaya klasik, meskipun tetap melayani modifikasi motor sport.
"Ini lagi musimnya modifikasi Jap Style jadi kita ikut apa yang lagi tren saat sekarang," katanya.
Ariawan mengatakan bengkelnya memberikan keunggulan dalam manajemen waktu selama modifikasi motor, yakni lebih tepat waktu, asuransi penuh, peralatan pembuatan alat kerangka dan velg lebih komplit.
Pelanggan Ariawan tidak hanya dari kalangan anak muda, tapi juga para pengusaha.
"Kebetulan kami pada tahun ini menjuarai kontes Kustomfest Internasional dan nilai positif buat bengkel kami," katanya.
Sementara pemilik bengkel "32 Custom Djakarta" di kawasan Kemang, Erwan, mengatakan hasil modifikasi Jap Style-nya biasanya berciri stang motor agak tinggi, tangki motor agak kecil, frame agak nunggging, dan ban semi tracker.
"Kalau bengkel di sini tidak mempunyai kekhasan namun lebih kepada mengikuti kemauan pemilik motor untuk memodifikasi dan memberikan masukan apa yang akan diubah," kata pria kelahiran Jawa Barat.
Erwan mengatakan biasanya untuk suku cadang Jap Style disarankan menggunakan shock depan upside down dari harga Rp3,5 juta hingga Rp8 juta.
Shock belakang dari harga Rp350 ribu hingga Rp800 ribu, jok motor Rp400 ribuan, roboh frame belakang Rp1,2 juta dan tangki bensin Rp 1,2 juta, sedangkan mesin hanya restorasi saja.
"Ini baru harga sebagian suku cadang untuk hal lainnya kita sesuaikan dengan kebutuhan dan apa yang diinginkan pemilik motor," katanya.
Pria tamatan STM Pembangunan Majalengka ini mengakui dalam sebulan mampu menyelesaikan tiga buah motor modifikasi Jap Style dengan tangan dinginnya.
Ia mengatakan banyak mengerjakan modifikasi motor Jap Style dari motor keluaran pabrik tahun 2000 ke atas.
"Saya banyak menyarankan kepada pelanggan yang mau memodifikasi motor pakai motor tahun muda karena lebih enak dan bisa di pakai harian serta tidak repot seperti Tiger, GL, Mega Pro, Scorpio, GL Max," ungkapnya.
Erwan mengatakan pengerjaan modifikasi Jap Style akan memakan waktu sangat cepat bila dana yang dibutuhkan tersedia.
"Semuanya tergantung dananya lancar, kalau dana terhenti maka akan otomatis diganti antrian selanjutnya, karena kita tidak mau menanggung beban biaya belajar dari pengalaman yang dahulu," jelas bapak dua anak.
Pria yang telaten memodifikasi motor ini menjelaskan bahwa biaya keseluruhan mengubah motor lawas ke motor Jap Style itu bervariasi sesuai dengan suku cadang dan aksesoris yang diinginkan pemilik.
Biasanya berkisar antara Rp33 juta hingga Rp40 juta per motor dan dua juta untuk ongkos jasa modifikasi.
"Kalau mau full keseluruhan biayanya tidak murah, karena suku cadang kita kasih yang terbaik dan kualitas nomor wahid, dijamin enak dipakai harian dan tidak ada keluhan, namun harga paling murah untuk memodifikasi motor ke konsep Jap Style berkisar Rp13 juta," jelasnya.
Erwan menuturkan motor konsep Jap Style klasik rata-rata menggunakan velg jari-jari dan bannya besar-besar.
Klien Erwan datang dari berbagai daerah di Jabodetabek, bahkan Medan dengan berlatarbelakang pekerja dan pelajar.
"Biasanya yang datang dari daerah Bekasi, Cibubur, Depok, Medan, artis juga ada," katanya.
Erwan biasanya mengerjakan modifikasi sendiri dengan tangan trampilnya dan tidak dilempar ke tempat lain, namun ia mengakui di setiap motor modif pasti memiliki kekurangan sekitar 10 persen.
"Biasa yang sering bermasalah cuma rem saja kalau yang lain saya rasa tidak ada, sedangkan tanki bensin dibuat dengan tangannya dan bangku (jok) panjang juga di buatnya sendiri," ungkapnya.
Dia mengatakan keunggulan dari modifikasi motor Jap Style selain gaya hidup, modif ini juga bisa memberikan kenyamanan saat mengendarai dan lebih santai.
Selain itu, menurut dia, ada kepuasan batin kalau pemilik motor merasa puas dengan hasil rakitan modifikasi Jap Style bengkel "32 Custom Djakarta".
"Wah saya merasa senang dan puas karena semuanya hasil karya tangan sendiri dan berkah walaupun saya belum punya motor Jap Style, ini karya saya," tutupnya sambil minum kopi.
Tidak hanya motor tua buatan tahun 70 dan 80-an, kendaraan baru keluaran tahun 2000-an pun banyak yang diubah menjadi bertampilan Jap Style, gaya modifikasi asal Negeri Sakura.
Modifikasi Jap Style merupakan tren perubahan kerangka dan tampilan motor menjadi gaya klasik dan unik. Tren ini membuat banyak bengkel motor terutama bengkel custom kebanjiran order untuk mewujudkan keinginan pecinta Jap Style.
Salah seorang pemilik bengkel custom "Baru Motor Sport", Ariawan Wijaya, mengatakan kebutuhan aksesoris untuk memodifikasi motor, termasuk custom Jap Style, sangat tinggi.
Menurut pemilik bengkel yang sudah bertahun-tahun berkecimpung di dunia modifikasi itu, biaya modifikasi Jap Style di bengkelnya berbiaya antara Rp10 juta - Rp15 juga hingga ada yang mencapai Rp100 juta.
"Yang mahal biasanya pemilik hanya membawa mesin saja dan kami mesti buat kerangka, tangki, dan lainnya," ungkapnya di Pal Merah, Jakarta.
Dia mengatakan modifikasi motor bisa mahal dan murah disebabkan karena ada konsep, bagian perubahan motor, kebutuhan onderdil, dan aksesoris yang dibutuhkan sehingga harganya bervariasi.
"Karena modifikasi dari budget yang termurah hingga tertinggi pasti ada dan kebutuhan setiap motor yang akan dimodifikasi pasti berbeda," katanya.
Menurut Ariawan gaya bengkelnya memodifikasi motor lebih kepada gaya sport yang memiliki ciri-ciri tersendiri seperti Harley Davidson ke gaya pro street, cafe racer ke gaya neo cafe racer dan Jap Style ke gaya sport.
"Orang yang datang berbagai macam jadi kami melayani semua keinginan customer sampai modifikasi Jap Style lebih ke arah sporty yang memakai velg racing dan sebagainya," kata pria berbadan besar itu.
Ariawan mengatakan tren modifikasi Jap Style di Indonesia hanya sebatas ikut tren dan gaya di luar negeri dan hanya sedikit yang membawa desain gambar sendiri.
"Di Indonesia belum sebagai tren setter namun lebih kepada follower, biasanya pemilik sudah membawa gambar jadi dari Internet, tapi ada yang membawa desain sendiri akan tetapi alirannya begitu-begitu saja," katanya.
Beberapa suku cadang populer yang digunakan untuk modifikasi Jap Style, menurut Ariawan, antara lain shock depan yang harganya Rp1,7 juta, lampu model CB seharga Rp350 ribu sampai Rp750 ribu, tanki sesuai dengan modelnya dan knalpot prospeed dengan harga paling murah Rp1,5 juta.
"Biasanya sepuluh orang yang memodifikasi Jap Style pasti rata menggunakan Shock depan Byson karena murah dan besar, kalau pakai aksesoris motor gede pasti mahal dan umurnya sudah tua dan rekondisi," katanya.
Ariawan mengaku motor batang tahun muda juga banyak yang diubah ke konsep Jap Style. salah satunya Suzuki Thunder 250 cc, Tiger 2000, Kawasaki Ninja, dan Mega Pro yang sudah dilirik untuk dimodifikasi ke gaya motor Jepang klasik tahun 80-an.
"Sekarang sudah banyak motor yang baru tahun 2000-an diubah ke gaya Jap Style dibanding yang tahun jadul dan lebih ke sporty-nya karena mencari aksesorisnya lebih mudah dan gampang mengubah motornya," katanya.
Pria asal Jawa Tengah tersebut mengaku proses pembuatannya cukup mudah diawali dengan konsep disertai mengukur dimensi motor dari gambar dengan yang aslinya dan tinggal potong rangka dan diubah sesuai keinginan pemilik motor.
"Contoh yang di gambar itu di terjemahkan ke dalam motor yang akan dibuat dan ada perhitungan dengan memakai alat khusus," akunya.
Ariawan mengaku mulanya membuka bengkel modifikasi berkonsep sport, tapi seiring perkembangan dan permintaan ia beralih ke gaya klasik, meskipun tetap melayani modifikasi motor sport.
"Ini lagi musimnya modifikasi Jap Style jadi kita ikut apa yang lagi tren saat sekarang," katanya.
Ariawan mengatakan bengkelnya memberikan keunggulan dalam manajemen waktu selama modifikasi motor, yakni lebih tepat waktu, asuransi penuh, peralatan pembuatan alat kerangka dan velg lebih komplit.
Pelanggan Ariawan tidak hanya dari kalangan anak muda, tapi juga para pengusaha.
"Kebetulan kami pada tahun ini menjuarai kontes Kustomfest Internasional dan nilai positif buat bengkel kami," katanya.
Sementara pemilik bengkel "32 Custom Djakarta" di kawasan Kemang, Erwan, mengatakan hasil modifikasi Jap Style-nya biasanya berciri stang motor agak tinggi, tangki motor agak kecil, frame agak nunggging, dan ban semi tracker.
"Kalau bengkel di sini tidak mempunyai kekhasan namun lebih kepada mengikuti kemauan pemilik motor untuk memodifikasi dan memberikan masukan apa yang akan diubah," kata pria kelahiran Jawa Barat.
Erwan mengatakan biasanya untuk suku cadang Jap Style disarankan menggunakan shock depan upside down dari harga Rp3,5 juta hingga Rp8 juta.
Shock belakang dari harga Rp350 ribu hingga Rp800 ribu, jok motor Rp400 ribuan, roboh frame belakang Rp1,2 juta dan tangki bensin Rp 1,2 juta, sedangkan mesin hanya restorasi saja.
"Ini baru harga sebagian suku cadang untuk hal lainnya kita sesuaikan dengan kebutuhan dan apa yang diinginkan pemilik motor," katanya.
Pria tamatan STM Pembangunan Majalengka ini mengakui dalam sebulan mampu menyelesaikan tiga buah motor modifikasi Jap Style dengan tangan dinginnya.
Ia mengatakan banyak mengerjakan modifikasi motor Jap Style dari motor keluaran pabrik tahun 2000 ke atas.
"Saya banyak menyarankan kepada pelanggan yang mau memodifikasi motor pakai motor tahun muda karena lebih enak dan bisa di pakai harian serta tidak repot seperti Tiger, GL, Mega Pro, Scorpio, GL Max," ungkapnya.
Erwan mengatakan pengerjaan modifikasi Jap Style akan memakan waktu sangat cepat bila dana yang dibutuhkan tersedia.
"Semuanya tergantung dananya lancar, kalau dana terhenti maka akan otomatis diganti antrian selanjutnya, karena kita tidak mau menanggung beban biaya belajar dari pengalaman yang dahulu," jelas bapak dua anak.
Pria yang telaten memodifikasi motor ini menjelaskan bahwa biaya keseluruhan mengubah motor lawas ke motor Jap Style itu bervariasi sesuai dengan suku cadang dan aksesoris yang diinginkan pemilik.
Biasanya berkisar antara Rp33 juta hingga Rp40 juta per motor dan dua juta untuk ongkos jasa modifikasi.
"Kalau mau full keseluruhan biayanya tidak murah, karena suku cadang kita kasih yang terbaik dan kualitas nomor wahid, dijamin enak dipakai harian dan tidak ada keluhan, namun harga paling murah untuk memodifikasi motor ke konsep Jap Style berkisar Rp13 juta," jelasnya.
Erwan menuturkan motor konsep Jap Style klasik rata-rata menggunakan velg jari-jari dan bannya besar-besar.
Klien Erwan datang dari berbagai daerah di Jabodetabek, bahkan Medan dengan berlatarbelakang pekerja dan pelajar.
"Biasanya yang datang dari daerah Bekasi, Cibubur, Depok, Medan, artis juga ada," katanya.
Erwan biasanya mengerjakan modifikasi sendiri dengan tangan trampilnya dan tidak dilempar ke tempat lain, namun ia mengakui di setiap motor modif pasti memiliki kekurangan sekitar 10 persen.
"Biasa yang sering bermasalah cuma rem saja kalau yang lain saya rasa tidak ada, sedangkan tanki bensin dibuat dengan tangannya dan bangku (jok) panjang juga di buatnya sendiri," ungkapnya.
Dia mengatakan keunggulan dari modifikasi motor Jap Style selain gaya hidup, modif ini juga bisa memberikan kenyamanan saat mengendarai dan lebih santai.
Selain itu, menurut dia, ada kepuasan batin kalau pemilik motor merasa puas dengan hasil rakitan modifikasi Jap Style bengkel "32 Custom Djakarta".
"Wah saya merasa senang dan puas karena semuanya hasil karya tangan sendiri dan berkah walaupun saya belum punya motor Jap Style, ini karya saya," tutupnya sambil minum kopi.
Pewarta: M Agung Rajasa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014
Tags: