Permintaan mesin cuci diproyeksi turun lima persen
26 November 2014 19:33 WIB
Kiri ke kanan: GM Perencanaan Produk PT Sharp Electronic Indonesia (SEID) Herdiana AP, Presdir SEID Fumihiro Irie, Direktur WM M Nishio, serta Direktur SEID T Wakasumi sedang berbincang setelah peluncuran mesin cuci dua tabung berkapasitas 10kg.(FOTO Antaranews.com/HO)
Jakarta (ANTARA News) - Permintaan mesin cuci di dalam negeri diprediksi turun sekitar lima persen sampai akhir tahun ini, karena daya beli masyarakat yang melemah.
"Pasar mesin cuci diprediksi hanya sekitar 3,1 juta unit, minus lima persen dibanding tahun lalu," kata GM Divisi Perencanaan Produk PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) Herdiana Anita Pisceria, di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, penurunan pasar dan permintaan mesin cuci tersebut terkait pelemahan daya beli masyarakat dan kenaikan harga produk elektronik tersebut terkait nilai tukar yang mencapai sekitar Rp12 ribu per dolar AS.
"Sebagian besar konsumen kini menunda pembelian barang elektronik, termasuk mesin cuci," ujar Nana, sapaan Herdiana.
Permintaan mesin cuci tersebut, lanjut dia, sempat menunjukkan kenaikan pada triwulan I 2014, namun terus menurun triwulan III tahun ini sebesar 3,4 persen.
"Pada Januari sampai Maret, karena masih musim hujan permintaan mesin cuci masih tumbuh, tapi kemudian turun," kata Nana.
Daya beli masyarakat yang lemah itu, menurut dia, juga mendorong peralihan pembelian mesin cuci otomatik (front loading) ke mesin cuci dua tabung yang menjadi andalan produksi dan pemasaran Sharp Indonesia.
"Oleh karena itulah meskipun pasar secara nasional turun, penjualan mesin cuci Sharp tetap tumbuh, terutama dari penjualan mesin cuci dua tabung yang tumbuh 20 persen," kata Nana.
Basis Produksi
Ia juga mengatakan saat ini Indonesia. telah menjadi basis produksi mesin cuci dua tabung Sharp.
"Indonesia produksi mesin cuci dua tabung, sedangkan Thailand mesin cuci otomatik," katanya.
Presdir SEID Fumihiro Irie, sejak memproduksi mesin cuci pada 17 November 2008, pihaknya telah memproduksi tiga juta mesin cuci. Produksi dan penjualan diperkirakan terus meningkat seiring beroperasinya pabrik baru di Karawang, Jawa Barat, pada Juli 2014.
"Kami mengalokasikan sekitar 10 persen produksi mesin cuci untuk pasar ekspor, sisanya untuk pasar domestik," katanya.
Oleh karena itulah SEID membuat mesin cuci "lokal fit" yang didesain khusus berbasis selera pasar Indonesia, termasuk mesin cuci dua tabung terbaru dengan kapasitas 10kg, dengan konsumsi listrik 275 watt (proses cuci) dan 110 watt (pengeringan).
"Kami yakin potensi pasar mesin cuci dua tabung berkapasitas besar ini sangat tinggi," kata Irie.
"Pasar mesin cuci diprediksi hanya sekitar 3,1 juta unit, minus lima persen dibanding tahun lalu," kata GM Divisi Perencanaan Produk PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) Herdiana Anita Pisceria, di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, penurunan pasar dan permintaan mesin cuci tersebut terkait pelemahan daya beli masyarakat dan kenaikan harga produk elektronik tersebut terkait nilai tukar yang mencapai sekitar Rp12 ribu per dolar AS.
"Sebagian besar konsumen kini menunda pembelian barang elektronik, termasuk mesin cuci," ujar Nana, sapaan Herdiana.
Permintaan mesin cuci tersebut, lanjut dia, sempat menunjukkan kenaikan pada triwulan I 2014, namun terus menurun triwulan III tahun ini sebesar 3,4 persen.
"Pada Januari sampai Maret, karena masih musim hujan permintaan mesin cuci masih tumbuh, tapi kemudian turun," kata Nana.
Daya beli masyarakat yang lemah itu, menurut dia, juga mendorong peralihan pembelian mesin cuci otomatik (front loading) ke mesin cuci dua tabung yang menjadi andalan produksi dan pemasaran Sharp Indonesia.
"Oleh karena itulah meskipun pasar secara nasional turun, penjualan mesin cuci Sharp tetap tumbuh, terutama dari penjualan mesin cuci dua tabung yang tumbuh 20 persen," kata Nana.
Basis Produksi
Ia juga mengatakan saat ini Indonesia. telah menjadi basis produksi mesin cuci dua tabung Sharp.
"Indonesia produksi mesin cuci dua tabung, sedangkan Thailand mesin cuci otomatik," katanya.
Presdir SEID Fumihiro Irie, sejak memproduksi mesin cuci pada 17 November 2008, pihaknya telah memproduksi tiga juta mesin cuci. Produksi dan penjualan diperkirakan terus meningkat seiring beroperasinya pabrik baru di Karawang, Jawa Barat, pada Juli 2014.
"Kami mengalokasikan sekitar 10 persen produksi mesin cuci untuk pasar ekspor, sisanya untuk pasar domestik," katanya.
Oleh karena itulah SEID membuat mesin cuci "lokal fit" yang didesain khusus berbasis selera pasar Indonesia, termasuk mesin cuci dua tabung terbaru dengan kapasitas 10kg, dengan konsumsi listrik 275 watt (proses cuci) dan 110 watt (pengeringan).
"Kami yakin potensi pasar mesin cuci dua tabung berkapasitas besar ini sangat tinggi," kata Irie.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: