Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi sejak 18 November 2014 akan menurunkan tingkat angka kemiskinan masyarakat.

"Kenaikan harga BBM ini dialihkan untuk peningkatan kesejahteraan dengan demikian tingkat kemiskinan bakal turun," ujarnya di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, kenaikan harga BBM merupakan upaya mengalihkan subsidi yang sebelumnya dinikmati 70-80 persen kelas menengah ke program pengentasan kemiskinan.

Ia mengatakan, penurunan tingkat kemiskinan juga sudah terjadi pada kenaikan harga BBM sebelumnya.

"Data sejak 2013 menunjukkan seperti itu," ujarnya.

Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin yang sebelumnya 37 juta pada 2003 turun menjadi 28 juta pada 2013.

Sudirman juga mengatakan, pemerintah harus terus berani mengeluarkan kebijakan tidak populis seperti kenaikan harga BBM, namun memberikan dampak baik bagi masyarakat.

"Jangan memanjakan masyarakat dengan subsidi BBM tinggi, karena membuat daya saing rendah," ujarnya.

Di sisi lain, lanjutnya, pemerintah akan memperbaiki struktur pasar seperti menghilangkan penyelundupan BBM.

Selain juga, menjamin ketersediaan BBM di masyarakat baik subsidi maupun nonsubsidi.

Pemerintah per Selasa (18/11) pukul 00.00 WIB menaikkan harga BBM bersubsidi jenis premium dari Rp6.500 menjadi Rp8.500 per liter dan solar dari Rp5.500 menjadi Rp7.500 per liter.

Kenaikan harga tersebut memberikan pengurangan subsidi BBM lebih dari Rp100 triliun per tahun.

Pemerintah akan mengalihkan subsidi BBM dari sebelumnya konsumtif ke produktif seperti membiayai infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan serta memberikan perlindungan kepada 15,6 juta kepala keluarga miskin.