Konsumsi pertamax di Tulungagung meningkat 150 persen
25 November 2014 22:35 WIB
Penjualan Pertamax Meningkat. Pegawai mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax di SPBU Pertamina di kawasan Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Senin (24/11). Data PT Pertamina (Persero) menyebutkan penjualan BBM non subsidi jenis pertamax dan pertamax plus meningkat 36 persen dari 25 ribu kilo liter menjadi 34 ribu kilo liter per hari sejak harga BBM subsidi naik per tanggal 18 November. (ANTARA FOTO/Ajat Sudrajat)
Tulungagung (ANTARA News) - Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi jenis pertamax di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur diprediksi meningkat 150 persen seiring penurunan harga minyak dunia dan kenaikan harga BBM bersubsidi, beberapa pekan terakhir.
"Ada tren peningkatan (permintaan) cukup signifikan untuk pertamax maupun solar dex," terang Manajer SPBU Terminal Gayatri, Tulungagung, Eko Supriyono, Selasa.
Di SPBU tempatnya bekerja, Eko mengungkapkan kebutuhan pertamax mencapai 1,5 ton liter setiap harinya.
Jumlah itu meningkat drastis bila dibanding sebelum kenaikan harga BBM bersubsidi, yang saat itu rata-rata hanya mencapai sekitar 500 liter per hari.
"Turunnya harga pertamax seiring anjloknya harga minyak mentah dunia mungkin akan menstimulasi pemilik kendaraan untuk beralih ke BBM nonsubsidi," ujarnya.
Hal serupa disampaikan petugas SPBU Kelurahan Bago, yang berada di jalur utama menuju arah Kabupaten Kediri.
Mereka mengatakan, konsumsi pertamax maupun solar dex meningkat. "Mungkin karena selisih antara yang bersubsidi dengan nonsubsidi semakin tipis," jawab Sunarto, petugas SPBU Bago.
Selain itu, lanjut dia, peralihan animo pemilik kendaraan dari premium ke pertamax ataupun dari solar ke pertamax dex/solar dex juga dipengaruhi kualitas BBM tersebut.
Selain lebih irit, lanjut dia, BBM nonsubsidi yang dikenal memiliki kandungan oktan tinggi dianggap lebih "ramah" terhadap mesin kendaraan. "Yang pasti ada bedanya," tegasnya.
Di sejumlah SPBU di Tulungagung, saat ini menjual sedikitnya tiga jenis BBM nonsubsidi, yaitu pertamax plus, pertamax biasa dan pertamina dex.
Harga petamax plus kini dipatok senilai Rp11.850 per liter, untuk pertamax biasa Rp10.850 per liter dan pertamina dex Rp12.200 per liter.
"Karena pertamax tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah jadi sering berubah," terangnya.
Selisih harga yang tidak terlalu jauh dengan BBM bersubsidi membuat banyak konsumen BBM bersubsidi beralih ke pertamax.
Yulia, salah satu konsumen SPBU mengatakan, pertamax jauh lebih irit dan bagus buat mesin motor. "Jadinya ya lebih memilih pertamax," pungkasnya.
"Ada tren peningkatan (permintaan) cukup signifikan untuk pertamax maupun solar dex," terang Manajer SPBU Terminal Gayatri, Tulungagung, Eko Supriyono, Selasa.
Di SPBU tempatnya bekerja, Eko mengungkapkan kebutuhan pertamax mencapai 1,5 ton liter setiap harinya.
Jumlah itu meningkat drastis bila dibanding sebelum kenaikan harga BBM bersubsidi, yang saat itu rata-rata hanya mencapai sekitar 500 liter per hari.
"Turunnya harga pertamax seiring anjloknya harga minyak mentah dunia mungkin akan menstimulasi pemilik kendaraan untuk beralih ke BBM nonsubsidi," ujarnya.
Hal serupa disampaikan petugas SPBU Kelurahan Bago, yang berada di jalur utama menuju arah Kabupaten Kediri.
Mereka mengatakan, konsumsi pertamax maupun solar dex meningkat. "Mungkin karena selisih antara yang bersubsidi dengan nonsubsidi semakin tipis," jawab Sunarto, petugas SPBU Bago.
Selain itu, lanjut dia, peralihan animo pemilik kendaraan dari premium ke pertamax ataupun dari solar ke pertamax dex/solar dex juga dipengaruhi kualitas BBM tersebut.
Selain lebih irit, lanjut dia, BBM nonsubsidi yang dikenal memiliki kandungan oktan tinggi dianggap lebih "ramah" terhadap mesin kendaraan. "Yang pasti ada bedanya," tegasnya.
Di sejumlah SPBU di Tulungagung, saat ini menjual sedikitnya tiga jenis BBM nonsubsidi, yaitu pertamax plus, pertamax biasa dan pertamina dex.
Harga petamax plus kini dipatok senilai Rp11.850 per liter, untuk pertamax biasa Rp10.850 per liter dan pertamina dex Rp12.200 per liter.
"Karena pertamax tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah jadi sering berubah," terangnya.
Selisih harga yang tidak terlalu jauh dengan BBM bersubsidi membuat banyak konsumen BBM bersubsidi beralih ke pertamax.
Yulia, salah satu konsumen SPBU mengatakan, pertamax jauh lebih irit dan bagus buat mesin motor. "Jadinya ya lebih memilih pertamax," pungkasnya.
Pewarta: Destyan Handri Sujarwoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: