Jakarta (ANTARA News) - Pertandingan cabang olahraga sepakbola akan mengawali kompetisi Asian Games Doha 2006 yang secara resmi baru akan dibuka pada 1 Desember mendatang. Mulai Sabtu (18/11) delapan kesebelasan, yang dibagi ke dalam dua grup, mulai memperebutkan dua tempat ke babak selanjutnya untuk bergabung dengan 22 tim lain yang telah lebih dulu lolos. Dua pertandingan, Yordania vs Tajikistan dan Kirgistan vs Macau, berlangsung di Al-Wakra Sports Club sementara Singapura dan Suriah serta Indonesia dan Irak bertarung di Al-Ahli Sports Club. Di Grup A, Yordania datang ke Doha setelah melakukan pelatnas di Mesir. Sebelumnya mereka dua kali melakukan pertandingan persahabatan melawan Uni Emirat Arab --imbang 0-0 pada pertandingan pertama dan kalah 1-2 pada pertandingan berikutnya. Isam Al-Mbaydin, pemain klub Al Faysali yang merebut Bahrain Super Cup 2006, termasuk dalam tim Yordania dan berharap bisa memberi pengaruh besar bagi timnya, dimulai saat menghadapi Tajikistan. Sementara itu, dalam skuad Tajikistan yang terdiri dari 17 pemain, terdapat nama pemain berusia 18 tahun Akhtam Khamrakulov, yang menjadi pencetak gol terbanyak liga Tajikistan 2005 dengan 12 gol dan membantu klub Vahsh Qurghonteppa merebut gelar juara nasional. Khamrakulov akan didampingi gelandang Ibragim Rabimov, yang terpilih sebagai pemain terbaik saat Tajikistan merebut gelar juara AFC Challenge Cup 2006 in Dhaka, Bangladesh. Pada pertandingan selanjutnya, Kirgistan akan melawan Macau dan mereka difavoritkan untuk menang. Namun mereka harus mewaspadai pemain Macau, Chan Kin Seng, yang mencetak dua gol pada AFC Challenge Cup. Di Grup B, Skuad Indonesia, yang diperkuat 20 pemain U-23, akan mengawali kompetisi dengan menghadapi tim tangguh, Irak. Irak adalah juara West Asian Games 2005 dan diperkuat beberapa pemain hebat seperti striker Younes Khalef, pencetak gol saat menundukkan Suriah pada final West Asian Games 2005. Asisten pelatih Indonesia, Bambang Nurdiansyah, mengaku hanya sedikit yang diketahuinya tentang tim U-23 Irak yang dikirim ke Doha itu. "Kami tidak berhasil mendapat rekaman pertandingan mereka, namun kami telah melihat gaya permainan tim senior Irak. Saya pikir gaya permainan kedua tim itu tidak akan berbeda terlalu jauh," kata Bambang saat dihubungi di Doha, Jumat. Meski datang ke Doha tanpa dibebani target apapun oleh KONI Pusat, pastinya Ferry Rutinsulu dkk. harus bisa mengeluarkan kemampuan terbaik mereka, terutama karena keberangkatan mereka ke AG 2006 sempat menimbulkan kontroversi panjang. "Sejak mulai berlatih di Drachten, Belanda, teknik para pemain semakin berkembang dan kami pun telah menjalani banyak pertandingan ujicoba. Sekarang tinggal berjuang di lapangan," ujar Bambang.(*)