Simpang Ampek, Sumbar (ANTARA News) - Pemerintahan Nagari (Desa) Sasak, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar, mengatakan banjir di Jorong (Kelurahan) Maligi mengakibatkan 50 hektare kebun kelapa sawit rusak terendam air.

"Tidak hanya 50 unit rumah tetapi kebun kelapa sawit sekitar 50 hektare juga terendam banjir," kata Wali Nagari (Kepala Desa) Sasak Arman di Simpang Ampek, Senin.

Ia menyatakan air sudah merendam kebun kelapa sawit dan rumah warga satu minggu terakhir. Akibatnya, warga tidak bisa memanen buah kelapa sawit.

"Mengenai kerugian belum diketahui secara jelas, karena petani hanya tertunda untuk panen, sedangkan kerugian warga yang rumahnya terendam belum ada laporan karena air belum sampai masuk ke dalam rumah, namun hanya sampai tangga rumah saja," ujarnya.

Pihaknya mengakui sampai saat ini pemerintah nagari Sasak belum melaporkan bencana banjir tersebut kepada Badan Penanggulangan Bencan Daerah (BPBD) Pasaman Barat.

Sebab, banjir tersebut hanya musiman saja.

Jika banjir semakin membesar maka warga diimbau untuk segera mengungsi.

"Biasanya air di daerah itu cepat surut namun jika hujan tidak berhenti maka dikhawatirkan air semakin tinggi," katanya.

Ia menjelaskan bahwa saat ini jalan penghubung kedua kampung, antara Jorong Maligi dan Sikilang terputus. Sebab jalan tersebut digenangi banjir dan tidak bisa dilalui.

Ia mengimbau warga agar tetap waspada karena hujan terus mengguyur Kabupaten Pasaman Barat.

Sementara itu, air yang tergenang di Jorong Maligi, belum juga surut. Masyarakat setempat merasa cemas karena banjir tinggi air sudah mencapai 80 centimeter.

"Sejumlah warga sudah ada yang mengungsi karena khawatir air semakin tinggi dan membahayakan keselamatan mereka," kata Handoko, salah seorang warga Maligi.