Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan meminta masyarakat Indonesia merayakan Hari Guru pada 25 November tidak hanya dengan acara seremonial, namun juga melakukan gerakan nyata kunjungi dan cium tangan guru.
"Untuk merayakan Hari Guru, kami minta seluruh rakyat Indonesia merayakan dengan cara menghormati guru, bukan sekedar upacara seremoni di sekolah-sekolah. Saya tanya, kapan terakhir kita mendatangi SD, SMP dan SMA kita untuk mengucapkan terima kasih?" kata Anies usai peluncuran album "Salam 3 Jari" di RRI Jakarta, Sabtu.
Anies menilai, jika gerakan itu dapat dilakukan secara massal, maka akan tumbuh kesadaran untuk lebih menghargai profesi guru.
"Kalau kita bisa dorong masyarakat lakukan itu, datangi guru, cium tangannya, tanya kabarnya, ucapkan terima kasih, bukan hanya lewat lisan atau seremonial, maka kita akan mendadak sadar betapa kita sudah berubah banyak, sedangkan guru kita tetap sama," katanya.
Anies menyatakan, tidak sependapat jika guru disebut sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, karena pada kenyataannya setiap orang adalah pembawa jasa-jasa guru.
"Semua orang yang ada di sini membawa bekas jasa guru. Guru bukan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, tapi dengan tanda jasa," katanya.
Ia pun memastikan, jika gerakan memuliakan guru terus berlanjut, maka akan menjadi sebuah semangat yang cepat menular.
"Memuliakan guru bisa dilakukan siapa saja, tak perlu jadi orang besar. Seandainya kita cuma kerja di bengkel, kalau ada guru, maka dahulukan guru," katanya.
Dengan gerakan seperti itu, Anies mengatakan, masyarakat tidak akan membebankan kemajuan pendidikan di pundak pemerintah saja.
"Yang bergerak jangan hanya pemerintah. Pemerintah tanggung jawabnya melunasi semua urusan mulai dari tunjangan dan lain-lain, tapi menghargai guru harus dimulai dari masyarakat," demikian Anies Baswedan.
Anies Baswedan: datangi dan cium tangan guru
22 November 2014 18:34 WIB
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014
Tags: