Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah anak muda yang tergabung dalam Komunitas Muda Nuklir (Kommun) menyetujui rencana pemerintah untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Tanah Air.

"Kami mendukung pembangunan PLTN secepatnya," ujar Ketua Kommun, Said Mubbarak dalam konferensi pers "Nuclear Youth Summit" atau rembuk nuklir pemuda, di Jakarta, Jumat.

Dia menjelaskan pembangunan PLTN membutuhkan waktu lima tahun, untuk itu perlu gerak cepat.

"Apa kita harus menunggu krisis energi baru kemudian membangun PLTN?," tambah dia.

PLTN, sambung dia, memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan PLTU seperti ramah lingkungan, harga murah, serta bahan baku yang melimpah.

Rencananya, PLTN akan dibangun di Bangka Belitung. Namun hingga saat ini belum ada kejelasan kapan pembangunan itu diwujudkan.

"Kami juga akan melakukan sosialisasi kepada kaum muda mengenai pemanfaatan nuklir dengan cara yang lebih kreatif," kata mahasiswa Fisika Medis Universitas Indonesia itu.

Selama ini, kaum muda banyak tidak mengetahui mengenai pemanfaatan nuklir. Said sendiri mengenal nuklir ketika duduk kelas tiga SD.

"Itu juga mengenai bom atom Nagasaki dan Hiroshima. Jadi, saya hanya tahu dampak buruknya saja. Padahal nuklir sendiri banyak dimanfaatkan di dunia kesehatan dan bukan sesuatu yang asing," ujarnya.

"Nuclear Youth Summit" (NYS) merupakan wadah yang diperuntukkan kepada kaum muda yang mempunyai kepedulian dan ketertarikan terhadap perkembangan iptek nuklir.

NYS pertama kali dilangsungkan pada 2013 di Yogyakarta. NYS 2014 diselenggarakan di Jakarta, 22-24 November.

Tema NYS 2014 adalah "Lets Start the Future, Today" dan diikuti 150 peserta dari dalam dan luar negeri.

Dalam kesempatan itu, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Prof Djarot S Wisnubroto mengatakan NYS ini bertujuan saling berbagi pengetahuan dengan generasi muda.

"Menjaga kompetensi kepakaran dari yang tua seperti saya kepada anak muda," jelas Djarot.

Di Surabaya (22/11), Menristek dan Pendidikan Tinggi Prof HM Nasir mengatakan nuklir yang selama ini menakutkan perlu edukasi agar masyarakat paham.

"Kita selama ini hanya tahu soal nuklir yang membuat takut saja, padahal Batan mampu menemukan bibit pangan yang bagus dan itu merupakan manfaat nuklir yang tidak menakutkan," katanya setelah menghadiri Dies Natalis XXXVII Universitas Sunan Giri (Unsuri) Surabaya.