Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Jumat pagi, menguat tipis menjadi Rp9.170/9.173 dibandingkan dengan posisi penutupan hari sebelumnya pada level Rp9.150/9.175 per dolar AS atau naik dua poin. "Kenaikan rupiah itu merupakan kelanjutan dari sentimen positif bank sentral China yang telah membeli yen dan membaiknya pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini," kata Head of Trading PT Bank Niaga Tbk, Noel, di Jakarta, Jumat. Namun, lanjutnya, kenaikan rupiah relatif kecil, meski ada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa pertumbuhan ekonomi kwartal ketiga bulan ini lebih baik dibanding bulan sebelumnya yang hanya mencapai 3,49 persen. Hal ini disebabkan investor asing masih menunggu kelanjutan dari aksi lepas obligasi di pasar domestik yang sebelumnya sempat membuat rupiah terpuruk hingga mendekati level Rp9.200 per dolar AS, katanya. Menurut dia, aktifitas pasar pada sesi ini kurang ramai, karena pelaku lokal menunggu apa yang akan dilakukan pelaku asing sebelum mereka masuk ke pasar. Investor asing sebelumnya melepas obligasi rupiah, setelah Bank Indonesia (BI) mengisyaratkan menurunkan bunga pinjaman pada akhir tahun ini, katanya. Penurunan bunga pinjaman yang agresif itu, menurut dia mengurangi keuntungan dari obligasi yang dimiliki asing, karena itu mereka segera melepas obligasi yang dimiliki dan kembali membeli dolar AS. Isu pembelian yen oleh bank sentral China memberikan nafas lega, sehingga tekanan negatif agak tertahan, bahkan memicu rupiah menguat hingga di bawah level Rp9.150 per dolar AS. (*)