Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil memastikan pemerintah akan mengupayakan berbagai cara untuk menahan laju inflasi agar tidak terlalu tinggi menjelang akhir tahun, sebagai imbas dari penaikan harga BBM bersubsidi.

"Kita sudah punya pengalaman di masa lalu dan sudah ada data riilnya. Oleh karena itu kita mencoba apa yang sudah dilakukan untuk mengendalikan inflasi, agar perubahan itu tidak terlalu memberikan dampak terhadap masyarakat," katanya usai rapat koordinasi di Jakarta, Kamis.

Dalam rapat koordinasi kebijakan pengendalian inflasi turut hadir Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Susilo, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara.

Sofyan mengatakan berbagai cara untuk mengendalikan inflasi adalah dengan mengendalikan tarif angkutan umum antarkota maupun dalam kota, karena komponen logistik ini terkena dampak langsung dari kenaikan harga BBM.

"Tarif angkutan ini diambil tindakan oleh menteri perhubungan, bahwa yang antarkota sudah dikeluarkan Permenhub, boleh dinaikkan sampai 10 persen. Namun, tarif angkutan dalam kota, merupakan wewenang pemerintah daerah dan pemerintah kota. Menteri dalam negeri akan memberikan batasan supaya kenaikan tarif itu terkontrol," ujarnya.

Pemerintah, lanjut Sofyan, bahkan melakukan berbagai kajian terkait kemungkinan pemberian insentif atau kompensasi kepada para pengusaha angkutan umum agar kenaikan tarif transportasi darat tidak memberatkan masyarakat.

Selain itu, pemerintah akan melakukan restrukturisasi pada sistem angkutan umum di perkotaan, dan berupaya mendorong pemanfaatan gas sebagai bahan bakar utama transportasi umum selain premium maupun solar.

"Kita minta studi yang riil dan dapat diimplementasikan sehingga kita bisa membantu pemerintah daerah dalam melisensi angkutan kota, termasuk memanfaatkan gas. Ini ide lama tapi implementasinya terlalu lambat. Kita minta supaya segera dilakukan uji coba," katanya.

Sofyan menambahkan pemerintah juga akan meningkatkan efektivitas sistem logistik agar barang-barang kebutuhan pokok tidak tertahan terlalu lama di pelabuhan dan pasokan tetap terjaga, meski pun biaya angkutan menjadi mahal.

"Kita menjaga efektivitas logistik di pelabuhan terutama untuk barang-barang konsumtif seperti cabai dan bawang, supaya ada di jalur cepat. Itu sudah ada, cuma selama ini kita akan meminta betul-betul dimonitor, sehingga akan mengurangi biaya," tegasnya.

Sementara, pemerintah ikut berupaya menjaga suplai barang komoditas pokok dengan meningkatkan produksi pangan, salah satunya cabai, melalui pemanfaatan teknologi tepat guna, agar tingkat inflasi dari bahan makanan tidak lagi melambung tinggi.

"Ini sebenarnya ada permasalahan yang struktural, ada regulasi yang tidak tepat, sebagai negara agraris besar, masa cabai kita impor? Saya minta dalam waktu dekat mereka melakukan studi, apakah melalui teknologi sprinkler atau rumah kaca. Tahun depan akan kita uji coba agar masalah cabai tidak lagi menjadi headline," kata Sofyan.