Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, turun 12 poin dari posisi terakhir kemarin menjadi Rp12.154 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan nilai rupiah yang sempat menguat setelah pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi kembali melemah karena terpengaruh sentimen penguatan dolar AS di kawasan Asia.
"Euforia BBM masih ada, rupiah terbawa arus global. Akan tetapi, pelemahan rupiah terhadap dolar AS paling tipis di antara mata uang di kawasan Asia," katanya.
Ia mengemukakan membaiknya data konstruksi Amerika Serikat mendorong penguatan nilai dolar AS di kawasan Asia.
Selain itu, ekspektasi positif terhadap angka Purchasing Managers Index manufaktur Amerika Serikat yang diperkirakan naik menambah sentimen positif bagi dolar AS.
Di sisi lain, ia menambahkan, ekspektasi data manufaktur Tiongkok akan melemah berpeluang mempertahankan sentimen pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan data-data ekonomi Amerika Serikat cenderung sesuai ekspektasi.
"Dalam beberapa bulan mendatang, pasar akan mencermati keputusan kapan The Fed mulai menaikan suku bunga acuannya," katanya.
Ia mengatakan beberapa analis memprediksi kenaikan suku bunga pertama bank sentral Amerika Serikat akan mulai dilakukan secara bertahap pada pertengahan semester kedua 2015.
Kurs rupiah melemah jadi Rp12.154 per dolar
20 November 2014 10:54 WIB
Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Kamis pagi, tercatat Rp12.154 per dolar AS.(ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014
Tags: