London (ANTARA News) - Pemenang Hadiah Nobel sekaligus pendiri Grameen Bank, Muhammad Yunus, menegaskan perbudakan dunia bisa dicegah salah satunya dengan mengembangkan microfinance.

"Saya yakin kemiskinan dan perbudakan bisa kita akhiri dengan menyediakan microfinance," kata Muhammad Yunus kepada ANTARA di sela-sela Trust Women Conference 2014, di London, Rabu.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa akar dari praktik perbudakan di ekonomi modern adalah kemiskinan yang membuat orang menjadi tidak berdaya.

"Orang yang tidak memiliki pekerjaan, menjadi tidak berdaya dan akan menerima pekerjaan apa saja yang ditawarkan oleh orang lain. Lalu orang ini bisa berakhir di kondisi perbudakan," kata Yunus.

"Saya katakan kepada perempuan-perempuan muda untuk berhenti mencari pekerjaan, tapi buatlah lapangan pekerjaan. Lakukanlah bisnis sebagai bagian dari solusi, bukan hanya untuk mencari uang," lanjutnya.

Grameen Bank dimulai dengan uang hanya 27 dolar atau sekitar Rp325 ribu. Saat ini, bank menyalurkan 1,5 miliar dolar per tahun.

"Uang bukanlah persoalan buat kita menyelesaikan perbudakan. Kita punya uang yang cukup untuk menyediakan microfinance agar perempuan dan laki-laki, anak-anak dan dewasa, bisa terhindar dari jebakan perbudakan," demikian Muhammad Yunus.