Yogyakarta (ANTARA News) - Tenaga kerja Indonesia di masa mendatang tidak cukup hanya memiliki keterampilan tinggi, tetapi juga dituntut inovatif, kreatif, dan memiliki jiwa kewirausahaan yang baik.
"Hal itu diperlukan karena masa depan globalisasi ekonomi akan semakin luas dari sebelumnya," kata Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada (UGM) Iwan Dwiprahasto di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, perlahan tetapi pasti, pekerjaan mekanik yang selama ini dilakukan oleh tenaga terampil akan semakin tergantikan oleh otomatisasi.
"Hal itu tentu memberi konsekuensi semakin selektifnya kebutuhan tenaga kerja dalam bidang-bidang tertentu, seperti otomotif dan elektronik," katanya.
Ia mengatakan beberapa tantangan global yang sedang dihadapi saat ini antara lain konektivitas dan konvergensi, "Bricks and Click", dan mobilitas masa depan.
"Bricks and Click merupakan norma ritel masa depan, di mana setiap pedagang diharapkan memiliki identitas online security," katanya.
Pada 2020, kata dia, hampir 19 persen dari penjualan ritel global akan terjadi secara "online".
Menurut dia, dengan omzet diperkirakan mencapai 4,3 triliun dolar AS pada 2025, maka pada saat itu bermunculan jutaan toko virtual, "hypermarket" virtual hingga toko interaktif yang aksesibel secara "online".
"Kehidupan semakin dipermudah karena semua yang kita perlukan akan langsung dapat diterima melalui sekali klik di rumah maupun di kantor," katanya.
Tenaga kerja Indonesia dituntut inovatif-kreatif
19 November 2014 22:15 WIB
Pemerintah akan membuat kebijakan untuk mengatur Tenaga Kerja Asing (TKA)- ilustrasi. (ANTARANEWS/Ardika)
Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: