Jakarta (ANTARA News) - Mogok nasional yang dilakukan oleh Organisasi Angkutan Darat (Organda) di Tanah Air terkait dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi pada hari ini tidak diikuti oleh angkutan di Terminal Pulogadung, Jakarta.

"Untuk sementara Terminal Pulogadung masih terkendali. Belum ada informasi bahwa akan ada aksi mogok," kata Simon Ginting, Kepala Terminal Angkutan Dalam Kota Terminal Pulogadung.

"Dari pihak angkutan masih beroperasi seperti biasa, belum ada aduan dari penumpang juga," tambahnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Arafat, Kepala Terminal Angkutan Antar Kota Terminal Pulogadung.

"Masih beroperasi seperti biasa cuma ada pengurangan jumlah armada, yang biasanya enam, saat ini beroperasi tiga," katanya.

Menurut Arafat, sebagian besar perusahan angkutan antar kota mengurangi jumlah armadanya.

"Yang biasanya persetengah jam, hari ini sejam satu bus, karena mungkin ada pengurangan itu jadi headway-nya diperjauh," ujarnya.

Aksi mogok ini dipandang negatif oleh pengemudi angkutan umum. Nawi (47), supir mikrolet 45 jurusan Pulogadung-Bekasi ini mengaku tidak tertarik mengikuti aksi mogok.

"Mogok ngapain? Emang kalau mogok ada yang ngasih setoran? Makan dari mana," katanya.

Sebagai Ketua Paguyuban Mikrolet 25, Nawi mengatakan bahwa isu aksi mogok itu sama sekali tidak benar.

"Teman-teman juga tidak ada yang melakukan aksi mogok," ujarnya.

Aksi mogok juga tidak terjadi pada angkutan umum antar kota. Abul Mupit (35), supir bus Pahala Kencana tujuan Madura justru mengatakan terjadi penurunan penumpang.

"Bukan mogok beroperasi, tapi penumpangnya malah nggak ada," kata Abdul.

"Biasanya empat sampai lima armada, ini dua saja susah berangkat," tambahnya.